IHSG Menguat di Akhir Sesi I Saat Bursa Asia Merosot

Bisnis.com,06 Des 2017, 12:44 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Karyawan memotret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (6/12/2017), seiring dengan penguatan tujuh sektor.

IHSG menguat 0,66% atau 39,60 poin ke level 6.040,07 di akhir sesi I. Pagi tadi IHSG dibuka naik tipis 0,03% atau 2,07 poin di level 6.002,54, setelah pada Selasa (5/12) berakhir dengan kenaikan hanya 0,04% atau 2,28 poin di level 6.000,47.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.001,09 - 6.044,33.

Sebanyak 158 saham menguat, 166 saham melemah, dan 241 saham stagnan dari 565 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak positif dengan support utama sektor aneka industri (+1,80%) dan konsumer (+1,12%). Adapun sektor tambang cenderung stagnan dan sektor infrastruktur melemah 0,57%.

Binaartha Securities memprediksi IHSG akan lanjut bergerak menguat di zona hijau pada perdagangan hari ini.

Dipaparkan oleh analis Muhammad Nafan Aji Gusta, berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 5977.832 dan 5955.190.

Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6024.764 dan 6049.054. Berdasarkan indikator daily, MACD terlihat membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih berada di area netral.

Sebelumnya, terlihat pola bullish homing pigeon candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham.

"Dengan demikian, IHSG akan berpotensi menuju ke area resistance pada level 6025 dan 6049," tulisnya dalam riset.

Di sisi lain, pergerakan mayoritas indeks saham lainnya di pasar regional melemah siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI (-0,29%), indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,84%), dan indeks SE Thailand (-0,24%). Adapun indeks PSEi Filipina terpantau menguat 0,48%.

Secara keseluruhan, bursa Asia bergerak menuju rentetan pelemahan terpanjang dalam dua tahun, terbebani oleh pelemahan perusahaan komoditas menyusul penurunan harga tembaga.

Sub indeks perusahaan pertambangan memberi tekanan terbesar pada indeks MSCI Asia Pacific Index siang ini, indeks MSCI pun merosot 1% pada pukul 1.55 siang waktu Tokyo (pukul 11.55 WIB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini