Kabar24.com, MALANG-- PT Bank BCA Syariah atau BCA Syariah mematok pembiayaan tembus Rp5,1 triliun di 2018.
Presdir BCA Syariah John Kosasih mengatakan sampai dengan November 2017 pembiayaan BCA Syariah sudah menembus Rp4,2 triliun dan sampai akhir Desember 2017 diproyeksikan bisa mencapai Rp4,3 triliun. Secara year on year pada posisi November 2017, pembiayaan tumbuh 31%.
“Jadi ekspansi pembiayaan di 2018 mencapai Rp800 miliar,” katanya di sela-sela Pembukaan Kantor Cabang Pembantu BCA Syariah Malang, Kamis (14/12/2017).
Secara proporsional, pertumbuhan pembiayaan berkisar 15%-20%, lebih tinggi daripada target yang dipatok OJK sebesar 9%-11% di 2018.
Pembiayaan terutama pada sektor produktif dan UMKM. Sebagian kecil lagi di sektor konsumtif.
Pembiayaan di sektor UMKM, menyentuh di level 22% dari total pembiayaan di 2017, lebih tinggi daripada yang dipatok otoritas yang sebesar 20%. Hal yang sama diproyeksikan berlangsung pada 2018.
Sektor perdagangan, paling banyak menyerap pembiayaan BCA Syariah. Proporsinya mencapai 60% lebih. Kondisi yang sama diperkirakan juga berlangsung pada 2018.
Sektor perdagangan paling aman dalam penyaluran pembiayaan, namun tetap harus selektif. Harus tepat di hulu mana yang dibiayai.
“Apalagi saat ini memasuki era digital. Jadi kalau tidak tepat, justru bisa konyol karena mata rantai di sektor perdagangan telah dimasuki bisnis online sehingga terputus,” ujarnya.
Karena itulah, prinsip pembiayaan di BCA Syariah, pembiayaan harus berkualitas. Tidak masalah agak melambat, asal kreditnya bagus sehingga tidak menyumbang NPF.
Dengan cara itu, maka NPF sampai dengan November 2017 bisa dijaga rendah, yakni hanya 0,5%.
Selain sektor perdagangan dan UMKM, juga manufaktur, perkebunanan, dan konsumsi.
Pembukaan kantor cabang maupun kantor cabang pembantu seperti di Malang, untuk meningkatkan pembiayaan maupun pendanaan BCA Syariah.
Kota Malang dilirik karena pertumbuhan ekonomi cukup pesat sehingga membutuhkan layanan perbankan, termasuk layanan perbankan alternatif seperti BCA Syariah.
Apalagi dengan jumlah UMKM yang banyak, maka sangat potensial bagi penghimpunan DPK maupun penyaluran kredit.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Dudi Herawadi mengatakan Jawa Timur merupakan provinsi santri yang ditandai dengan banyak pondok pesantren.
Ada 6.000 pesantren di Jatim dengan santri sebanyak 1 juta santri. “Karena itulah promosi ekonomi Surabaya diarahkan di Jatim. Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) hampir selalu dipastikan digelar di Jatim,” ucapnya.
Namun yang menjadi problem, market share perbankan syariah, termasuk di Jatim, masih relatif kecil. Masih kurang dari 5% sehingga harus terus dipacu pertumbuhannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel