Mayoritas Kurs Asia Menguat, Rupiah Rebound 0,1%

Bisnis.com,14 Des 2017, 17:39 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup rebound pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (14/12/2017). Rupiah ditutup menguat 0,1% atau 14 poin di Rp13.576 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan penguatan 0,21% atau 29 poin di posisi 13.561.

Adapun pada perdagangan Rabu (13/12), rupiah ditutup melemah 0,12% atau 16 poin ke level Rp13.590 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.557 – Rp13.587 per dolar AS.

Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menguat, dipimpin baht Thailand dengan apresiasi sebesar 0,25%, berdasarkan data Bloomberg. Penguatan peso diikuti renminbi China dan won Korea Selatan yang masing-masing menguat 0,17%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau berbalik menguat 0,02% atau 0,023 poin ke level 93,452 pada pukul 16.57 WIB.

Dolar masih berada di posisi terendah dalam lebih dari satu pekan terakhir setelah bank sentral AS mempertahankan proyeksi pertumbuhan suku bunga acuan tahun depan, meski investor mengharapkan adanya percepatan laju.

Seperti yang telah banyak diprediksi, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25% ke kisaran 1,25-1,50% pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (13/12) waktu setempat.

Bank sentral AS tersebut juga memproyeksikan tiga kenaikan lebih lanjut pada tahun 2018 dan 2019 sebelum tingkat jangka panjang sebesar 2,8% tercapai. Proyeksi ini tidak berubah dari proyeksi terakhir pada bulan September.

Seperti dilansir Reuters, sejumlah analis memperkirakan The Fed akan memberikan catatan yang lebih optimis mengenai pertumbuhan ekonomi tersebut, dengan mempertimbangkan RUU pajak AS yang besar kemungkinan disahkan dalam beberapa pekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini