ISIS Ancam Serang Amerika Pasca Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel

Bisnis.com,15 Des 2017, 07:32 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Para militan ISIS/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – ISIS mengancam akan menyerang daratan Amerika Serikat (AS) sebagai pembalasan atas keputusan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Hal tersebut diungkapkan dalam salah satu akun media sosial kelompok tersebut pada hari Kamis (14/12) meski tanpa memberi rincian apapun.

Dalam sebuah pesan di salah satu akunnya pada layanan pesan instan Telegram berjudul 'Tunggu Kami' dan 'ISIS di Manhattan', kelompok tersebut mengatakan akan melakukan sejumlah operasi. Terlihat juga gambar Times Square di New York serta gambar serupa sabuk bom peledak dan detonator.

“Kami akan melakukan lebih banyak operasi di tanah Anda, hingga saat-saat terakhir dan kami akan membakar Anda dengan api perang yang Anda mulai di Irak, Yaman, Libya dan Suriah, dan Afghanistan. Tunggu saja,” tulisnya.

“Pengakuan Trump tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan membuat kami mengakui bahan peledak sebagai ibu kota negara Anda,” lanjutnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/12/2017).

Dalam pidatonya di Gedung Putih pada Rabu (6/12) waktu setempat, Trump mengumumkan pengakuan AS tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan bahwa AS akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke kota tersebut.

Warga Palestina mengklaim wilayah timur Yerusalem, tempat suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen, sebagai ibu kota negara Palestina masa depan, sedangkan Israel melihat wilayah tersebut sebagai bagian dari ibu kotanya.

Sementara itu, kelompok ISIS telah diusir keluar dari ibu kota Irak dan Suriah tahun ini dan terpojok ke dalam kantong gurun di perbatasan antara kedua negara.

Pasukan tentara yang memerangi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sekarang menghadapi sebuah fase baru perang gerilya di sana. Aksi militan termasuk pihak yang mengklaim kesetiaan kepada ISIS telah melakukan sejumlah serangan mematikan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Amerika Serikat selama dua tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini