Bisnis.com, JAKARTA— PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berencana mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi sebesar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun untuk menopang penyaluran pembiayaan sepanjang 2018.
Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo mengatakan penerbitan obligasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja untuk penyaluran pembiayaan pada 2018 yang diprediksi mencapai Rp24 triliun atau tumbuh sekitar 14% jika dibandingkan target pembiayaan sepanjang 2017 yaitu Rp21 triliun.
“Penerbitannya rencananya pada tahun depan, tetapi kami akan lihat kondisi pasar dulu sebelum merealisasikan rencana penerbitan obligasi,” kata Ignatius kepada Bisnis, Kamis (14/12).
Seperti diketahui, MTF memiliki fasilitas penawaran umum berkelanjutan (PUB) III dengan target dana yang dapat dihimpun sebesar Rp3 triliun. Dari total tersebut, pada Oktober 2016, perseroan telah menerbitkan obligasi melalui PUB III tahap I sebesar Rp500 miliar.
Kemudian, pada Mei 2017, perseroan kembali menerbitkan obligasi melalui PUB III tahap II sebesar Rp850 miliar. Dengan demikian, sisa plafon yang dapat diterbitkan sebesar Rp1,65 triliun.
Lebih lanjut, Susatyo menyatakan sebagian besar kebutuhan pendanaan MTF pada tahun depan masih akan dipenuhi dari pinjaman perbankan dalam negeri, baik yang berasal dari pembiayaan bersama (joint financing) dengan induk usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan perbankan lainnya.
“Pendanaan dari Bank Mandiri mencapai 65%, kemudian 35% sisanya akan dipenuhi dari pinjaman perbankan baik dari dalam negeri, pinjaman dari bank luar negeri, dan obligasi,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan pada 2018, pihaknya juga tengah menjajaki pinjaman dari sindikasi sejumlah bank di Asia senilai US$100—150 juta.
Dia menuturkan, pinjaman sindikasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pencairannya pada Februari atau Maret 2018. Pihaknya saat ini tengah melakukan proses pemilihan bank-bank yang akan menjadi peserta pinjaman sindikasi.
Dana dari pinjaman sindikasi itu, jelasnya, akan digunakan untuk menopang penyaluran pembiayaan pada 2018. Sebelumnya, Arya menyebutkan penyaluran pembiayaan MTF pada 2018 diprediksi bisa mencapai Rp24 triliun atau tumbuh sekitar 14% jika dibandingkan target pembiayaan sepanjang 2017 yaitu Rp21 triliun.
Lebih lanjut, Arya mengungkapkan sebelumnya perseroan juga sebelumnya telah mendapatkan pinjaman sindikasi senilai US$200 juta dari sejumlah bank di Asia.
Pinjaman sindikasi tersebut dipergunakan untuk menopang penyaluran pembiayaanMTF sebesar Rp21 triliun pada 2017. Menurutnya, perseroan telah menggunakan seluruh fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$200 juta itu pada November 2017.
Sementara itu, Direktur Pemasaran MTF Harjanto Tjitohardjojo menyatakan untuk mencapai target penyaluran pembiayaan pada 2018, pihaknya berencana mengoperasikan 3 kantor cabang baru.
"Untuk tahun depan rencananya akan ditambah lagi 3 kantor cabang. Persiapannya sudah dimulai tahun ini, tetapi pengoperasiannya pada tahun depan," ucap Harjanto.
Menurutnya, kantor cabang yang akan dioperasikan itu bukanlah kantor baru. Melainkan, kantor pemasaran satelit yang sebelumnya melayani pembiayaan dengan skala kecil. Adapun, saat ini MTF melayani nasabah melalui 99 kantor cabang, dan 20 kantor satelit yang tersebar di 32 propinsi di seluruh Indonesia.
Selain itu, pada awal Oktober 2017, perseroan juga telah melakukan perluasan jaringan dengan merambah daerah-derah di Kawasan Timur Indonesia seperti Jayapura, Sorong, dan Papua. Dengan adanya perluasan jaringan yang dilakukan, pihaknya mengaku optimistis penyaluran pembiayaan pada tahun depan bisa lebih baik dari tahun 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel