Bisnis,com, JAKARTA – Besarnya potensi dana haji menjadi iming-iming yang menarik banyak pelaku bisnis perbankan untuk masuk dan beradu strategi dalam bisnis haji.
Direktur Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pandji P Djajanegara mengungkapkan ada sekitar 500.000 pendaftar haji setiap tahun. Dengan asumsi satu orang perlu membayar biaya haji Rp25 juta, diperkirakan potensi dananya mencapai Rp12,5 triliun. Jumlah itu belum termasuk jumlah yang harus dibayar untuk sisa pelunasan dari tahun sebelumnya.
Di luar itu, masih ada potensi dana tambahan dari orang yang umroh. Rata-rata yang berangkat umrah mencapai 1 juta orang per tahun. Dengan asumsi biaya umrah sekitar Rp20 juta orang per tahun, potensi dananya mencapai Rp20 triliun.
“Bagi perbankan, ini bagus, karena yang daftar haji hari ini dan bayar Rp25 juta itu dananya akan stay di bank sampai 16 tahun, sesuai jangka waktu tunggu pemberangkatan haji secara umum,” katanya saat menjadi pemateri dalam pelatihan wartawan di Bogor, Jumat (15/12/2017).
Menurut Pandji, bila dibandingkan dengan produk pendanaan yang ada saat ini, dana haji merupakan pendanaan dengan jangka waktu yang paling lama.
Rata-rata obligasi, sebagai produk pendanaan dengan jangka waktu yang paling panjang adalah sekitar 5 tahun. Adapun obligasi pemerintah lazimnya sampai 10 tahun. Adapun, sekitar 60% sumber dana perbankan adalah berupa deposito dengan tenor satu bulanan.
“Ini ada dana yang 16 tahun, instrumen dana perbankan yang paing panjang, makanya semua perbankan mau masuk ke sini,” katanya.
Kendati banyak pesaing untuk berebut dana dari masyarakat calon haji, Pandji optimistis pihaknya dapat mengambil pangsa pasar yang besar. CIMB Niaga syariah membidik pangsa pasar sekitar 10% dari sekitar 500.000 pendaftar haji setiap tahunnya atau sekitar Rp1,25 triliun.
Hal ini lantaran pihaknya melakukan strategi dual banking leverage model (DBLM), yakni sinergi dengan induk usaha yang memiliki ratusan cabang di dalam negeri.
Dengan sinergi itu, CIMB Niaga syariah dapat menjadi bank syariah yang memiliki jaringan terbesar ketiga setelah Bank Syariah Mandiri dan Mualamat, yang keduanya berstatus Bank umum syariah.
“Karena kami statusnya unit usaha syariah, kami bisa punya cabang konvensional sekitar 500-600 cabang di Indonesia. Kami yakin CIMB Niaga mudah-mudahan bisa dapat 50.000 atau 10% dari market share yang 500.000 pendaftar haji itu,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel