Bisnis.com, JAKARTA –Menjaga NPL atau kredit bermasalah agar tetap di ambang toleransi merupakan tugas kalangan perbankan.
PT Bank Mayora melakukan sejumlah upaya guna menekan angka kredit bermasalah atau non-performingloan/NPL tetap terjaga pada level yang berkualitas.
Presiden Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan tindakan tersebut dilakukan sebagai langkah untuk memperbaiki neraca keuangan perseroan.
“Untuk menekan NPL, kami mengambil tiga langkah strategis bank,” ujarnya saat ditemui di Bogor, Jumat (15/12/2017).
Pertama, tutur Irfanto, adalah fokus terhadap aspek collection dengan melakukan pemantauan rutin setiap sebulan sekali pada akun tabungan debitur.
Cara tersebut dinilainya cukup efektif karena indikator penurunan dapat langsung terlihat pada sisi pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) perseroan.
“Jadi kualitas kredit benar-benar kami perhatikan, artinya adalah sebulan sekali kami melakukan watch account,” katanya.
Kedua, mengamati volume penjualan debitur.
Irfanto menjelaskan, pihaknya mempunyai indiktor tersendiri terkait batas penurunan usaha debitur yang dianggap sehat.
“Kalau ada nasabah dengan penurunan sales kira-kira 10% saja, itu sudah mulai jadi peringatan bagi kami, karena nanti akan berakibat pada kemampuan dia membayar,” ucapnya.
Ketiga, adalah dengan melakukan tindakan pendampingan. Yaitu, kunjungan petugas bank ke tempat nasabah yang sudah terindikasi tidak tepat waktu dalam membayar cicilan kredit.
“Dengan cara tersebut sangat membantu sekali, karena nasabah sudah dilihat secara dini. Jadi beberapa nasabah yang sudah kelihatan tidak bagus kita tolak apabila mereka mengajukan permintaan pertambahan kredit,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada laman resmi perseroan, NPL gross Bank Mayora hingga kuartal III/2017 berada pada level 3,02%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,83%.
Sementara itu, NPL gross pada dua kuartal sebelumnya, yakni kuartal I-II/2017, Bank Mayora mencatatkan kualitas kredit bermasalah dengan level yang sama, yakni 3,10%.
Adapun, total kredit mengalami kenaikan 4,85% menjadi Rp3,54 triliun dari sebelumnya Rp3,37 triliun. Kemudian, untuk laba bersih per September 2017 turun menjadi 24,15 miliar dari sebelumnya pada per September 2016 sebesar Rp41,47 miliar.
“Sampai dengan akhir tahun NPL akan terus kami jaga untuk bisa di bawah 3%, kira-kira 2,9%,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel