Pasokan Beras Medium Diprediksi Normal Februari 2018

Bisnis.com,18 Des 2017, 18:03 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pekerja mengemas beras di gudang Bulog Serang, Banten, Senin (11/9)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah kembali melakukan operasi pasar beras medium untuk mencegah penyusutan pasokan akibat menurunnya produksi di tingkat petani.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ninuk Rahayuningrum menjelaskan operasi pasar yang dilakukan pemerintah menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 tidak terkait dengan kenaikan harga. Langkah tersebut diklaim ditempuh untuk menambah pasokan beras medium di pasaran.

Dia mengatakan pasokan beras baru akan kembali normal pada Februari 2018, bersamaan dengan panen petani. Dengan demikian, pemerintah melalui Bulog akan menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Ninuk mengungkapkan saat ini panen beras di tingkat petani mengalami penurunan, tapi sebenarnya kualitas yang dihasilkan sangat baik. Akibatnya, harga gabah mengalami kenaikan ke kisaran Rp5.500 per kilogram (kg).

“Jadi, kalau itu [gabah] diproses untuk masuk medium rugi dan bagusnya harus masuk ke premium,” ujarnya saat ditemui di Kemendag, Senin (18/12/2017).

Jumlah CBP, sambung Ninuk, saat ini mencapai 260.000 ton. Pasokan tersebut diprediksi mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama 4-5 bulan ke depan.

“Operasi pasar tergantung permintaan pemerintah daerah. Pokoknya, Bulog berapapun standby,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan bakal mengintensifkan operasi pasar hingga ke tingkat kota dan kabupaten. Selain itu, daerah yang berpotensi mengalami peningkatan serapan akibat perayaan Natal dan Tahun Baru akan menjadi fokus.

“Untuk daerah yang serapan tinggi, kami akan berikan jumlah operasi pasar yang lebih banyak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini