Yen Lanjut Terapresiasi, Indeks Topix & Nikkei 225 Terkoreksi

Bisnis.com,19 Des 2017, 14:29 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/12/2017), seiring dengan berlanjutnya apresiasi nilai tukar mata uang yen terhadap dolar AS.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 0,16% atau 2,98 poin di level 1.820,88 dan ditutup turun 0,15% atau 2,72 poin di level 1.815,18. Pada perdagangan Senin (18/12), Topix berakhir menguat 1,36% di posisi 1.817,90.

Dari 2.031 saham pada indeks Topix, 684 saham di antaranya menguat, 1.256 saham melemah, dan 91 saham stagnan. Saham Daikin Industries Ltd. (-2,64%) dan Taisei Corp. (-6,30%) menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir turun 0,15% atau 33,77 poin di level 22.868, setelah dibuka dengan kenaikan 0,26% atau 59,70 poin di posisi 22.961,47. Pada perdagangan kemarin, Nikkei berakhir menanjak 1,55% di level 22.901,77.

Sebanyak 89 saham menguat, 131 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Daikin Industries Ltd. yang anjlok 2,64% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei hari ini, diikuti KDDI Corp. (-1,14%) dan Konami Holdings Corp. (-2,13%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,01% atau 0,01 poin ke posisi 112,53 per dolar AS pada pukul 13.51 WIB, setelah pada Senin (18/12) berakhir terapresiasi 0,05% di posisi 112,54.

Padahal, baik indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang sempat mampu memperpanjang penguatannya di awal perdagangan hari ini, menyusul penguatan sejumlah indeks saham AS yang berhasil mencatatkan rekor baru seiring dengan optimisme seputar reformasi pajak AS pada akhir perdagangan kemarin.

“Ekspektasi bahwa rancangan undang-undang AS dapat disetujui Kongres pekan ini mendukung sentimen untuk ekuitas,” ujar Yutaka Miura, seorang analis teknikal senior di Mizuho Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.

“Namun pergerakannya dibatasi oleh keraguan apakah rancangan undang-undang pajak akan memberi dampak positif materiil terhadap ekonomi AS dan apakah bursa saham AS dapat naik lebih lanjut dari level saat ini,” lanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini