Bos BTN Bicara Empat Tantangan Properti Tahun 2018

Bisnis.com,19 Des 2017, 15:45 WIB
Penulis: Andry Winanto
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil (dari kiri), Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. I Wayan Agus Mertayasa, dan Direktur Utama Maryono, berbincang di sela-sela peluncuran Plaza KPR dan KPR Hotline dalam rangkaian HUT Ke-41 KPR BTN di Jakarta, Selasa (12/12)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk. menyebut sektor properti pada tahun depan masih tetap memiliki sejumlah tantangan yang harus dapat dilalui.

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan walaupun demikian, pihaknya tetap optimistis dapat meraih hasil yang lebih baik dari pada tahun ini. Dia berkeyakinan pertumbuhan ekonomi pada 2018 akan lebih baik dari pada 2017, demikian pula dengan sektor properti.

“Terdapat empat tantangan sektor properti pada 2018. Tantangan di sektor properti yang pertama adalah backlog atau kekurangan pasokan rumah hingga 13,38 juta unit karena tingginya kebutuhan rumah, namun tidak tercukupi dari sisi pasokan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Kedua, lanjut Maryono, ketersediaan lahan yang cukup untuk membangun properti. Ketiga, adalah regulasi pertanahan yang belum terstandardisasi di setiap daerah.

"Dan yang terakhir adalah sedikitnya masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR yang masuk kategori bankable, sehingga sulit mengakses kredit pemilikan rumah (KPR)."

Padahal, menurut data BPS pada 2015, kalangan MBR dengan penghasilan di bawah Rp3 juta merupakan kategori masyarakat yang paling banyak membutuhkan tempat tinggal. Adapun, backlog MBR informal tercatat mencapai lebih dari 6 juta unit.

Program Sejuta Rumah yang merupakan bagian dari Nawacita yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo pada 2015, salah satunya menyinggung tentang pemenuhan kebutuhan perumahan untuk rakyat.

Saat program tersebut dirilis, BTN diberi target untuk menyelesaikan 431.000 unit hunian. Namun, bank dengan kode emiten BBTN ini berhasil merealisasikan sebanyak 474.099 unit rumah atau 110% dari target awal.

Sementara pada 2016, BTN sukses merealisasikan 595.566 unit rumah. Capaian tersebut lebih besar dari jumlah yang ditargetkan yakni 570.000 unit. Adapun, sepanjang Januari hingga November 2017, BTN telah merealisasikan KPR sebanyak 223.373 unit rumah dan kredit konstruksi untuk perumahan sebanyak 326.326 unit rumah dengan nilai keseluruhan mencapai Rp60,94 triliun.

Khusus untuk KPR subsidi, bank spesialis perumahan ini telah berhasil menyediakan sebanyak 390.375 unit hunian baik berbentuk KPR ataupun kredit konstruksi perumahan dengan nilai lebih dari Rp29 triliun. Tercatat, angka tersebut telah mencapai lebih dari 82% target pada 2017 yang dipatok 666.000 unit rumah.

“Tercatat, dalam era pemerintahan Presiden Joko Widodo, sepanjang periode 2015 hingga November 2017, pencapaian target BTN selalu di atas 100%. Kami telah berkontribusi lebih dari 1,6 juta unit rumah baik berbentuk KPR ataupun kredit konstruksi perumahan dengan nilai lebih dari Rp177,24 triliun” tutur Maryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini