Dunia Usaha Tertarik Klasterisasi Produk Unggulan Desa

Bisnis.com,20 Des 2017, 20:56 WIB
Penulis: Nurudin Abdullah
Ilustrasi: Pekerja menyelesaikan pembuatan kerajinan bantal dari limbah kain perca di Desa Ngemplak, Mranggen Demak, Jawa Tengah./Antara-Aji Styawan

Kabar24.com, JAKARTA - Program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) yang digulirkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmirgrasi (Kemendes PDTT) disambut positif kalangan dunia usaha.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, mengatakan 40 perusahaan besar dan 100 kabupaten menyatakan tertarik berpartisipasi dalam program tersebut.

"Saya sudah dapat 40 perusahaan yang komitmen untuk membantu dengan model Prukades ini dan sekitar 100 kabupaten yang turut berpartisipasi dalam mendukung model ini," katanya dalam situs resmi Kemendes PDTT, Rabu (20/12/2017).

Menurutnya, Prukades merupakan upaya meningkatkan skala ekonomi produk dari kawasan perdesaan dengan sistem klasterisasi ekonomi. Selama ini produk mereka tidak banyak dilirik swasta karena dinilai tidak mempunyai skala ekonomi.

Sebab, lanjutnya, produk-produk tersebut seringkali digarap dengan skala kecil dan terpisah antar satu desa dengan desa yang lain, meskipun berada di dalam satu kawasan.

“Untuk itu, dengan model Prukades ini, desa-desa dalam satu kawasan diarahkan memproduksi satu produk unggulan dalam skala yang besar,” ujarnya.

Dia menjelaskan selama ini masyarakat desa menjadi miskin karena produk yang dihasilkan di desa itu tidak fokus, sehingga tidak memiliki skala yang besar dan juga tidak mempunyai akses pasar atau sarana pasca panennya.

Jika model Prukades itu berjalan lancar, imbuhnya, maka bukan hanya pendapatan masyarakat dan desanya yang meningkat, tetapi juga akan meningkatkan jumlah angkatan kerja di desa-desa tersebut.

Eko mengungkapkan bahwa Kemendes PDTT telah memfasilitasi pertemuan sejumlah kepala daerah dengan sejumlah kementerian, perbankan dan para pengusaha untuk menyukseskan program Prukades.

Dalam pertemuan tersebut, lanjutnya, antar pihak yang terlibat menyepakati jenis produk-produk unggulan, skema modal, pengelolaan pascapanen, hingga proses pemasarannya.

Dengan demikian, imbuhnya, antar pihak yang berkepentingan mempunyai keselarasan pandangan dan arah yang jelas dalam mengelola produk unggulan di masing-masing wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini