Sukamdani Sosok Tak Berjarak, Memahami, dan Merangkul

Bisnis.com,21 Des 2017, 12:45 WIB
Penulis: Stefanus Arief Setiaji
Almarhum Sukamdani S Gito Sardjono

Kabar24.com, JAKARTA — Dalam satu acara peluncuran buku ‘‘Sejarah Perjalanan Hidup Meraih Prestasi, Wujud Sebuah Bakti’pada 10 November 2011.

Pemilik kelompok usaha Lippo Group Mochtar Riady memberi penilaian tersendiri terhadap sosok Sukamdani Sahid Gitosardjono. Mochtar menyebut koleganya itu sebagai tokoh sentral yang mampu merangkul pengusaha keturunan.

"Pak Sukamdani sedikit dari kelompok pribumi yang mau dekat dengan kami. Tak berjarak, memahami, dan merangkul,"katanya kala itu.

Mochtar menilai Sukamdani sebagai sosok ulet.Penilaian tersebut didasari hubungan yang telah dijalin lama, terutama saat keduanya aktif sebagai pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Saat itu, Mochtar Riady bersama mantan menteri era-Soeharto, Siswono Judohusudo hadir sebagai panelis dalam peluncuran buku otobiografi Sukamdani S. Gitosardjono yang berjudul ‘Sejarah Perjalanan Hidup Meraih Prestasi, Wujud Sebuah Bakti’.

Sukamdani lahir di Sukoharjo pada 14 Maret 1928 memang dikenal dekat dengan berbagai kalangan.

Dia termasuk tokoh penting yang merintis hubungan ekonomi, sosial, dan budaya antara Indonesia dengan China.

Usaha yang dirintis tersebut tidak sia-sia, mengingat China saat ini telah menjelma sebagai kekuatan ekonomi baru dunia.

Sukamdani yang juga menjabat Ketua Umum Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia-China (LIC) berharap buku tersebut memberikan semangat bagi berbagai kalangan dalam memajukan bangsa.

Satu prinsip yang dipegang teguh dirinya adalah 'urip iku nguripi' atau hidup itu memberikan penghidupan bagi orang lain. Perjuangan yang tak kenal lelah tersebut membawa hasil.

Berawal dari anak desa, turut dalam perjuangan bangsa, pernah menjadi pegawai negeri, Sukamdani berani mengambil risiko menjadi pengusaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini