Waspada Puncak Musim Hujan di Jakarta Rawan Banjir

Bisnis.com,21 Des 2017, 14:49 WIB
Penulis: Nurudin Abdullah
Banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada musim hujan awal 2017. Ilustrasi/TMCPoldaMetro

Bisnis.com, JAKARTA-Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta meminta agar Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi musim penghujan menjelang akhir ini yang diperkirakan mencapai puncaknya pada awal 2018 guna mencegah banjir.

Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta, Ubaidillah, mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan dampak musim hujan yang lainnya, Pemprov DKI Jakarta perlu segera melakukan apel siaga sebagai bentuk tanggap bencana.

 “Apel siaga untuk memastikan kesiapan seluruh personil dan petugas terkait, baik Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta semua dinas dan instansi terkait di lingkungan Pemprov DKI,” katanya, Kamis (21/12/2017).

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta dalam upaya siaga tanggap bencana musim hujan itu juga perlu berkoordinasi secara khusus dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) serta instansi yang terkait.

Dia menjelaskan secara teknis yang harus dikuatkan oleh pihak Pemprov DKI Jakarta adalah petugas pintu air dan operator pompa-pompa, serta tim oranye dan biru yang memastikan tidak ada sampah di saluran air atau drainase.

“Dan yang tidak kalah penting adalah memantau dan memperbaiki seluruh tanggul yang rawan jebol, baik tanggul yang ada di pesisir pantai, sungai maupun dan waduk/situ,” ujarnya.

Ubaidillah juga mengingatkan dampak ikutan dari musim penghujan adalah antara lain berupa banjir atau genangan air yang sering menimbulkan masalah lingkungan, termasuk kemacetan arus lalu lintas yang semakin parah.

Adapun upaya mewaspadai yang dilakukan Pemprov antara lain dengan menurap dan membersihkan drainase, saluran mikro, sedang dan besar, serta sungai dan kanal, harus bebas dari sampah dan limbah.

Sebab, banjir di Jakarta hampir bisa dikatakan akan selalu terjadi, karena sebagian besar air hujan tidak terserap ke dalam tanah, akibat permukaan tanahnya lebih banyak ditumbuhi hutan beton dari pada hutan kota.

Sedangkan untuk mengatasi banji di Jakarta, lanjutnya, pemperitah sangat bergantung pada pompa-pompa air atau polder. Sehingga berpotensi terjadi banjir jika pompa-pompa air itu ada yang bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini