AS Tuding Pakistan Berdiri di Dua Kaki

Bisnis.com,03 Jan 2018, 06:14 WIB
Penulis: Newswire
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - AS menuding Pakistan berdiri di dua kaki dalam peperangan dengan terorisme dan meminta Islamabad meningkatkan pengawasan terhadap kantong-kantong teroris jika ingin mempertahankan bantuan dari Washington.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/1/2018), juru bicara Gedung Putih Sarah Sandes mengatakan Pakistan dapat melakukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk menghentikan terorisme dan AS ingin hal itu dilakukan.

Gedung Putih menyatakan akan segera mengumumkan kebijakan lebih tegas untuk menekan Pakistan. Pernyataan ini dikeluarkan sesaat setelah Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyampaikan AS bakal menahan bantuan kemanusiaan senilai US$25 juta ke Pakistan.

"Alasannya jelas, Pakistan telah bermain di dua kaki selama bertahun-tahun. Terkadang mereka bekerja dengan kami dan juga membantu para teroris yang menyerang pasukan kita di Afganistan," ungkap Haley.

Hal itu, lanjutnya, tidak dapat diterima dan AS mengharapkan kerja sama yang lebih baik dari negara Asia Selatan dalam hal peperangan melawan terorisme.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan, melalui Twitter, bantuan AS terhadap Pakistan, yang bernilai US$33 miliar dalam 15 tahun terakhir, dibayar dengan kebohongan dan penipuan.

Pada Selasa (2/1), pemimpin militer dan sipil Pakistan membantah pernyataan AS dan memanggil Duta Besar AS untuk Pakistan David Hale untuk menjelaskan arti cuitan Trump. Pemerintah Pakistan mengatakan ratusan ribu warga dan aparat keamanan negaranya menjadi korban tewas dalam perlawanan terhadap para militan sejak 2001.

Hubungan Washington-Islamabad memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena adanya pandangan Pakistan mendukung jaringan militan Haqqani, yang beraliansi dengan kelompok Taliban.

Pada 2016, pemimpin Taliban Mullah Mansour dibunuh lewat serangan drone AS di Pakistan. Pada 2011, Osama bin Laden juga ditemukan dan dibunuh oleh pasukan AS di negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini