RISIKO PENAIKAN HARGA MINYAK DUNIA: BI Masih Pertahankan Proyeksi Inflasi 3,5%

Bisnis.com,03 Jan 2018, 17:36 WIB
Penulis: M. Richard
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, memberikan sambutan saat acara sinergi Bank Indonesia dengan Polri di Jakarta, Jumat (17/11)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia masih mempertahankan proyeksi laju inflasi tahun ini pada range 3,5% +- 1%, meski risiko penaikan harga minyak dunia menghantui. 

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, inflasi 3,5% +- 1% adalah range yang masih akan dicapai pada tahun ini. Meskipun memang kenaikan harga minyak merupakan kendala untuk menjaga range inflasi tersebut bisa tercapai.

Ditambah pemerintah juga telah sepakat untuk tidak menaikkan harga BBM tahun ini. "Tetapi rencana untuk tidak merubah subsidi BBM pada 2018, Itu sudah merupakan suatu kebijakan. Sehinga risiko itu lebih dapat terkendali," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/1/2018).

Menurutnya, kenaikan harga minyak baik untuk APBN karena penerimaan yang bersumber dari minyak juga akan naik.

Penerimaan negara yang naik akan membuat semua rencana pemerintah untuk konsumsi dan pembiayaan bantuan sosial bisa direalisir.

"Jadi rencana pembiayaan pemerintah itu bisa direalisir, dan itu bagus untuk pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Berdasarkan data dari Kementrian Keuangan, outlook penerimaan negara dari SDA migas pada 2017 berkisar Rp72,2 triliun, dan akan naik menjadi Rp80,3 triliun dalam APBN 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini