Yen Tunggu Data Nonfarm Payroll AS, Pasar Jepang Menguat

Bisnis.com,05 Jan 2018, 14:58 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bursa Jepang Topix/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Baik indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berhasil melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut pasca libur Tahun Baru, Jumat (5/1/2018), seiring dengan berlanjutnya depresiasi mata uang yen yang menguntungkan prospek laba eksportir.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 0,54% atau 10 poin di level 1.873,82 dan ditutup menguat 0,89% atau 16,52 poin di level 1.880,34.

Dari 2.034 saham pada indeks Topix, 1.283 saham di antaranya menguat, 647 saham melemah, dan 104 saham stagnan. Saham Toyota Motor Corp. (+1,88%) dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (+2,33%) menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir menguat 0,89% atau 208,20 poin di level 23.714,53, setelah dibuka dengan kenaikan 0,58% atau 136,67 poin di posisi 23.643.

Sebanyak 186 saham, 33 saham melemah, dan 6 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham FANUC Corp. yang melesat 3,07% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei hari ini, diikuti Fast Retailing Co. Ltd. (+0,86%) dan Asahi Group Holdings Ltd. (+4,82%).

Baik indeks Topix dan Nikkei 225 sukses membukukan rebound pada perdagangan pertama pasca libur Tahun Baru, Kamis (4/1).

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut terdepresiasi 0,28% atau 0,32 poin ke posisi 113,07 per dolar AS pada pukul 14.23 WIB, setelah pada Kamis (4/1) berakhir melemah 0,21% di posisi 112,75.

Yen berada di kisaran level terendahnya pekan ini saat investor menantikan rilis data ketenagakerjaan AS demi mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang laju penaikan suku bunga The Federal Reserve meningkat tahun ini.

Data nonfarm payroll yang akan dirilis hari ini waktu setempat dapat menarik perhatian pasar lebih banyak dari biasanya.

“Fokusnya adalah apakah data yang dirilis hari ini bisa memacu spekulasi kenaikan suku bunga secara dini,” ujar Naoto Ono, analis mata uang di Ueda Harlow di Tokyo, seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini