Sampoerna Agro (SGRO) Segera Operasikan PKS Baru

Bisnis.com,08 Jan 2018, 15:53 WIB
Penulis: Hafiyyan
Presiden Direktur PT Sampoerna Agro Tbk Marc Louette (kiri) didampingi Direktur Budi Halim menjawab pertanyaan awak media di Jakarta, Senin (7/8)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk., (SGRO) menargetkan pengembangan pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton/jam rampung pada Juni 2018.

Head Of Investor Relations Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Michael Kesuma menyampaikan, saat ini perseroan memiliki tujuh PKS dengan kapasitas produksi sebesar 485 ton/jam. Seluruh pabrik tersebut memproses sekitar 2 juta ton tandan buah segar TBS per tahun.

Sejak tahun lalu, perusahaan sedang dalam proses mengembangkan satu PKS baru di Kalimantan Timur dengan kapasitas 30 ton/jam. Diperkirakan PKS yang menelan biaya investasi Rp100 miliar—Rp120 miliar itu akan beroperasi pada Juni 2018.

“Sebelumnya diperkirakan PKS baru rampung semester II/2018, sekitar bulan Agustus. Tapi tampaknya lebih cepat menjadi Juni 2018. Jadi nantinya produksi bertambah menjadi 515 ton/jam,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Senin (8/1).

Keberadaan PKS baru akan mendukung proyeksi pertumbuhan penjualan produksi CPO SGRO pada 2018 sekitar 10% year on year (yoy). Sentimen lain yang memengaruhi peningkatan kinerja ialah kondisi cuaca yang kondusif dan stabilnya harga CPO.

Tahun ini, sambung Michael, harga CPO diperkirakan terkoreksi 5%-10% yoy dari rerata 2017 senilai 2.800 ringgit per ton menuju kisaran 2.550 ringgit—2.660 ringgit per ton. Namun, pendapatan perusahaan masih bisa meningkat 10% yoy karena proyeksi produksi yang lebih baik.

“Isu El Nino dan La Nina sudah tidak ada, dengan cuaca yang lebih bersahabat kami perkirakan produksi dan penjualan bisa meningkat sekitar 10%,” tuturnya.

Adapun pada 2017, proyeksi produksi setahun penuh diperkirakan meningkat 5%-10% yoy menjadi 863.877 ton—905.480 ton dari realisasi 2016 sejumlah 822.740 ton. Estimasi ini menurun dibandingkan proyeksi pada paruh pertama Tahun Ayam Api saat perseroan menargetkan peningkatan produksi 10%-15%.

Menurut Michael, menurunnya estimasi produksi 2017 disebabkan masih adanya hambatan cuaca kering dan basah yang tidak menentu. Kendati demikian, nilai penjualan diperkirakan meningkat di atas 10% yoy karena menanjaknya harga CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini