Dolar AS Menguat, Reli Rupiah 6 Hari Terpatahkan

Bisnis.com,08 Jan 2018, 17:12 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Senin (8/1/2018), mematahkan reli penguatan enam hari berturut-turut.

Rupiah ditutup melemah 0,1% atau 13 poin di Rp13.429 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan penguatan sebesar 10 poin atau 0,07% di posisi 13.406. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.381 – Rp13.479 per dolar AS.

Sementara itu, mayoritas mata uang lainnya di Asia melemah, dipimpin oleh peso Filipina yang melemah 0,61%, disusul dolar Singapura dengan pelemahan 0,36% dan won Korea Selatan yang turun 0,32%.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau bergerak di zona hijau dengan penguatan 0,35% atau 0,319 poin ke 92,268 pada pukul 16.52 WIB.

Do;amsor Reuters, indeks dolar menguat setelah investor mengabaikan data tenaga kerja AS yang lebih kecil dari bulan sebelumnya mensyusul ekspektasi kenaikan suku bunga oleh The Federal Reserve tahun ini.

Data nonfarm payroll Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Jumat (5/1) menunjukkan peningkatan sebanyak 148.000 pekerjaan Pada Desember. Raihan ini lebih kecil dari lonjakan yang berhasil dibukukan pada November sebesar 252.000 sekaligus meleset dari proyeksi para ekonom dalam survei Reuters untuk kenaikan sebesar 190.000 pekerjaan.

Meski sempat terdampak dan melemah, dolar berhasil memulihkan pergerakannya pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu.

“Tren penjualan dolar akhir-akhir ini mengambil jedanya,” ujar Satoshi Okagawa, analis pasar global senior untuk Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapore, seperti dikutip dari Reuters.

Menyusul rilis data nonfarm payroll AS, para pedagang tetap berspekulasi bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak dua kali tahun ini, termasuk satu penaikan dalam pertemuan kebijakan pada bulan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini