Permintaan Uang Kartal di Bali selama Triwulan IV /2017 Turun

Bisnis.com,14 Jan 2018, 13:19 WIB
Penulis: Feri Kristianto
Petugas menata tumpukan uang rupiah./JIBI-Abdullah Azzam

Kabar24.com, DENPASAR—Status awas Gunung Agung yang ditetapkan pada akhir September 2017 lalu terbukti memberikan dampak signifikan terhadap transaksi di Bali.

Berdasarkan hasil perekaman Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bali, pada triwulan IV/2017, outflow di daerah ini tercatat Rp4,4 triliun, turun 10,2% dibandingkan dengan triwulan IV/2016 senilai Rp4,9 triliun. Outflow berkaitan dengan penarikan uang dari kas, sedangkan inflow terkait setoran uang.

Adapun inflow tercatat senilai Rp3,5 triliun atau turun 14,63% jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya Rp4,1 triliun. Deputi Direktur Kantor BI Perwakilan Bali Teguh Setiadi menenggarai penurunan uang kartal tersebut disebabkan oleh menurunnya jumlah kunjungan wisman pada triwulan akhir.

“Karena kita tahu mulai September ada peningkatan status awas Gunung Agung dan kami tengarai permintaan uang kartal terkait adanya penurunan wisman ke Bali,” jelasnya, Jumat (12/1/2018).

Meskipun pertumbuhan penarikan dan setoran uang kartal turun, tetapi netflow tercatat mengalami pertumbuhan positif. Tercatat netflow mencapai Rp842 miliar, naik jika dibandingkan periode sama tahun lalu Rp812 miliar.

Teguh menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran uang kartal pada akhir 2017 karena libur panjang, ditambah liburan panjang serta dampak hari raya Galungan dan Kuningan yang jatuh pada triwulan akhir tahun kali

“2017 biasanya naik tapi karena aktivitas Gunung Agung itu menjadi salah satu faktor tambahan dibandingkan dengan faktor tradisional lainnya. Untuk Januari September biasanya uang kartal menunjukkan outflow tinggi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini