EKSPOR NONMIGAS: Realisasi 2017 Dibawah Proyeksi, Ini Optimisme Kemendag Capai Kinerja Tahun Ini

Bisnis.com,16 Jan 2018, 16:55 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Kelapa sawit jadi komoditas andalan./.Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA– Kementerian Perdagangan bertahan dengan  target pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 5% -7% pada tahun ini, meskipun dari pemaparan Badan Pusat Statistik (BPS) realisasi total ekspor nonmigas 2017 berada di bawah proyeksi.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik menunjukkan total ekspor nonmigas Indonesia selama setahun terakhir mencapai US$152,99 miliar. Angka ini meleset dari perkiraan yang dikeluarkan Kemendag pada 4 Januari 2018, yaitu sebesar US$170 miliar.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan pihaknya masih optimistis dengan target pertumbuhan tersebut. Pasalnya realisasi ekspor nonmigas 2017 berada jauh di atas target. Pada tahun lalu ditargetkan naik 5,6%, realisasinya meningkat 15,83%. Adapun total ekspor nonmigas pada 2016 sebesar US$132,08 miliar.

"Bukan berarti target Kemendag tidak tercapai karena kami menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas 5,6%, sementara realitanya tumbuh di atas itu yaitu mencapai 15,83%," kata Kasan kepada Bisnis, Selasa (16/1/2018).

Kasan menyebutkan, sepanjang 2017 produk ekspor nonmigas berkontribusi 90,67%, baik di sisi nilai maupun pertumbuhannya dibanding migas.

Adapun sejumlah produk unggulan ekspor selama setahun terakhir yakni crude palm oil (CPO), batu bara, karet dan produk karet, otomotif, elektronik, alas kaki, pulp dan kertas, serta produk besi dan kaca.

"Pada 2018, produk-produk tersebut diperkirakan juga masih berkontribusi besar terhadap ekspor" papar Kasan.

Selain produk tersebut, lanjut dia, kementerian mengharapkan produk potensial lainnya dapat berkembang ke pasar ekspor nontradisional. Beberapa produk yang disebutkan seperti makanan dan minuman, furnitur dan kerajinan tangan, perhiasan serta rempah-rempah. Meski begitu pihaknya tidak menjelaskan lebih rinci mengenai hal tersebut.

Sekadar diketahui, tahun ini Kemendag berencana melakukan sejumlah perjanjian dagang dengan negara di Asia dan Eropa. Diantaranya Turki, Maroko, Iran, Zimbabwe dan Kenya. Pemerintah mengklaim upaya itu untuk membuka pasar ekspor Indonesia lebih luas.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Shinta W Kamdani mengemukakan kenaikan harga komoditas tahun lalu ikut mendongkak kenaikan nilai ekspor 2017, seperti tekstil, sepatu, kalapa sawit dan makanan serta minuman.

"Sekarang ekspor mulai dikembangkan kepasar nontradisional seperti Timur Tengah dan Afrika," tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini