Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Sentuh Level Tertinggi

Bisnis.com,16 Jan 2018, 14:37 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Jepang berhasil berakhir menguat pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (16/1/2018), dengan indeks Topix berakhir di level tertingginya sejak Juni 1991, saat nilai tukar yen menghentikan apresiasinya terhadap dolar AS.

Indeks Topix hari ini dibuka turun hanya 0,03 poin di level 1.883,87 dan berakhir menguat 0,55% atau 10,35 poin di level 1.894,25. Adapun pada perdagangan Senin (15/1), indeks Topix ditutup menguat 0,41% atau 7,66 poin di posisi 1.883,90.

Dari 2.034 saham pada indeks Topix, 963 saham di antaranya menguat, 962 saham melemah, dan 109 saham stagnan. Saham FANUC Corp. (+4,79%), Keyence Corp. (+4,06%), dan Toyota Motor Corp. (+1,96%) menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 berakhir menguat 1% atau 236,93 poin di level 23.951,81, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,03% atau 6,29 poin di posisi 23.721.17.

Sebanyak 126 saham, 93 saham melemah, dan 6 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham FANUC Corp. yang menguat 4,79% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei hari ini, diikuti Fast Retailing Co. Ltd. (+2,83%) dan SoftBank Group Corp. (+1,96%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau terdepresiasi 0,25% atau 0,28 poin ke posisi 110,82 per dolar AS pada pukul 13.49 WIB, setelah pada Senin (15/1) berakhir menguat 0,46% di posisi 110,54.

Dilansir Bloomberg, apresiasi yen yang telah dibukukan selama lima hari berturut-turut sebelumnya terhadap dolar AS terhenti setelah Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menyatakan bahwa pergerakan yang tiba-tiba pada nilai tukar merupakan suatu permasalahan.

Kinerja sejumlah eksportir seperti perusahaan elektronik dan produsen otomotif berada di antara pendorong terhadap penguatan Topix saat yen melemah. Adapun indeks Nikkei 225 Stock Average menguat ke level penutupan tertingginya sejak November 1991.

Sementara itu, aktivitas perdagangan bursa saham di Amerika Serikat ditiadakan pada perdagangan Senin (15/1) karena hari libur Martin Luther King Jr. Bursa saham Jepang biasanya mendapatkan sentimen dari pergerakan pasar di negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

“Ada kekurangan insentif terhadap perdagangan setelah pasar AS libur dan yen tergelincir dari level terkuatnya pada hari Senin. Sentimen pasar saham pada dasarnya kuat karena prospek laba perusahaan yang solid,” kata Hideyuki Suzuki, seorang general manager di SBI Securities Co. di Tokyo., seperti dikutip dari Bloomberg.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini