KABAR PASAR 16 JANUARI: Surplus Neraca Dagang Berlanjut, Rencana Impor Berubah

Bisnis.com,16 Jan 2018, 08:18 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pesawat kargo/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai surplus neraca perdagangan yang meningkat serta rencana impor beras yang berubah menjadi sorotan sejumlah media massa hari ini, Selasa (16/1/2018).

Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional hari ini:

Surplus Neraca Dagang Berlanjut. Surplus neraca perdagangan sepanjang 2017 menembus US$11,84 miliar, atau tertinggi dalam 3 tahun terakhir, ditopang oleh kinerja ekspor yang terus membaik. (Bisnis Indonesia)

Rencana Impor Berubah. Setelah sempat menimbulkan kegaduhan, pemerintah akhirnya mengalihkan penugasan impor beras ke Perum Bulog, dari sebelumnya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Adapun, beras yang diimpor adalah beras untuk keperluan umum. (Bisnis Indonesia)

PENERIMAAN PPH NONMIGAS, Struktur Pajak Timpang. Struktur penerimaan pajak hingga 2017 masih timpang lantaran kinerja PPh korporasi masih mendominasi penerimaan PPh. Padahal idealnya, seperti di negara-negara maju, proporsi penerimaan PPh orang pribadi harusnya lebih besar dibandingkan dengan korporasi. (Bisnis Indonesia)

Gairah Asing Melesat. Iklim investasi dan prospek jangka panjang ekonomi Indonesia yang kian membaik memberi optimisme pelaku pasar untuk terus menambah investasi di pasar modal Indonesia. (Bisnis Indonesia)

Ekspor Komoditas Kembali Jadi Andalan. Kinerja ekspor dan impor Indonesia Desember 2017 gagal melanjutkan tren kenaikan seperti dua bulan sebelumnya. Meski begitu, secara tahunan, kinerja ekspor dan impor 2017 mulai menunjukan taji dibandingkan dua tahun sebelumnya. (Kontan)

Kemkeu Susun PMK Pajak E-Commerce. Kementerian Keuangan (Kemkeu) masih menyusun aturan untuk bisnis perdagangan online (e-commerce) berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Aturan yang tengah disiapkan mencakup kebijakan kepabeanan dan pajak. (Kontan)

Korporasi di Tanah Air Bidik Dana Global. Korporasi Indonesia semakin pede menghimpun pendanaan global. Risiko investasi yang kian rendah, plus peringkat utang negara kita yang semakin membaik, menjadi pendorong utama sejumlah emiten di Tanah Air memantapkan langkah menawarkan global bond. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini