Situasi Politik 2018 Tidak Berisiko Terhadap Ekonomi Nasional

Bisnis.com,17 Jan 2018, 12:19 WIB
Penulis: M. Richard
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (tengah) berbincang dengan Wakil Ketua Arif Budimanta (kanan) dan anggota Hariyadi B Sukamdani, seusai mengikuti pelantikan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/1)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Situasi politik 2018 diperkirakan tidak akan berisiko terhadap perekonomian nasional.

Ketua Komite Ekonomi Dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengatakan justru tahun panas yang dicemaskan banyak orang ini meningkatkan pertumbuhan di bidang ekonomi.

"Kegiatan politik pilkada akan menggerakkan ekonomi di daerah-daerah seluruh Indonesia dan konsumsi akan meningkat," terangnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Hanya saja, pemerintah dan pihak swasta diharapkan dapat meningkatkan sinergi. Menurut KEIN, saat ini dunia usaha sudah siap untuk berkontribusi lebih dalam pertumbuhan ekonomi dan tidak akan wait and see lagi.

"Dunia usaha tidak akan cuek lagi terhadap kegaduhan politik, karena sama saja dalam era reformasi, sama saja pasti akan gaduh. Tetapi, bagaimana media itu berperan, politik boleh gaduh, dan ekonomi tetap jalan," lanjut Soetrisno.

Dia mencontohkan bagaimana anggota parlemen di Jepang biasa saling melempar barang, tapi ekonomi negaranya tetap bagus.

Soetrisno meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 6% seperti negara-negara berkembang lainnya. Asalkan, dunia usaha bisa menjaga optimismenya dan pemerintah sudah melakukan kebijakan yang pro bisnis. 

Sementara itu, Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan kegaduhan politik yang pernah terjadi di Jakarta tidak akan terulang kembali. Menurutnya, polarisasi politik kandidat dan koalisi parpol cenderung cair (multipolar) dan identitas kandidat pun bervariasi (multivarian).

Personifikasi calon juga akan dijaga dengan mengurangi pernyataan kontroversial. Selain itu, populisme sulit untuk digunakan dengan kondisi yang multipolar dan multivarian.

Dalam kondisi seperti ini, ujar Arif, sektor usaha swasta harus lebih dominan untuk mencapai pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini