Pemerintah Dorong 50% Penyaluran KUR ke Sektor Produktif

Bisnis.com,18 Jan 2018, 19:06 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Kredit Usaha Rakyat/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah selain meningkatkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini menjadi Rp120 miliar, juga mendorong penyerapannya untuk menyasar sektor produktif hingga 50% dari total penyaluran.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati menegaskan bahwa penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) 2018 akan lebih ditingkatkan menyasar sektor produktif atau sektor riil menjadi 50% dari total penyaluran.

"Target angka penyaluran ke sektor produktif sebesar 50% ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 40%," ujarnya, Kamis (18/1).

Menurutnya hal itu juga sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar sektor produktif lebih didorong.

"Komposisi penyaluran lebih diperbanyak ke sektor produktif ini sesuai arahan Presiden Jokowi. Kami juga berkomitmen akan terus mendorong penyaluran ke arah itu,” ujarnya.

Yuana menerangkan bahwa realisasi penyaluran KUR 2017 mencapai sebesar Rp96,7 triliun dengan total penerima kisaran 4 juta debitur dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sebesar 0,30%.

Penyaluran KUR didominasi oleh skema KUR Mikro 67,4% kemudian KUR Ritel 32,3% lalu KUR TKI 0,3%. "Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha mikro," ujarnya.

Mohamad Miftah Deputi Direktur Spesialis Penelitian Mikroprudensial Bank Umum OJK menambahkan bahwa jika dilihat dari sisi sektor penyaluran KUR 2017, didominasi pada sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa) sebesar 42,3%.

"Capaian angka 42,4% ini telah melebihi dari target penyaluran sebesar 40% di 2017. Selain itu juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya atau 2016 yang hanya sekitar 22%," ujarnya.

Sementara itu, komposisi untuk penyaluran KUR 2017 terdiri dari sektor perdagangan 58%, pertanian 24%, jasa-jasa 11%, industri pengolahan 5,6%, perikanan 1,6% dan konstruksi 0,005%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini