Euro Anjlok, Dolar Rebound

Bisnis.com,18 Jan 2018, 09:55 WIB
Penulis: Eva Rianti

Bisnis.com, JAKARTA – Euro merosot dari level tertingginya dalam 3 tahun pasca pernyataan pejabat ECB yang khawatir terhadap apresiasi euro, sementara dolar AS rebound terdampak pelemahan itu.

Tercatat pada penutupan perdagangan Rabu (17/1/2018), mata uang euro turun 0,29% ke level US$1,2223 setelah mencapai puncaknya dalam tiga tahun di US$1,23.

Sementara Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia rebound 0,26% menjadi 90,629. Sebelumnya, indeks dolar AS mencapai titik terendah 3 tahun di 90,113.

Dilansir dari Reuters, Dalam dua minggu terakhir, euro naik lebih dari 3% mengawali tahun 2018. Namun, apresiasi mata uang Eropa ini membuat Wakil Presiden European Central Bank (ECB) Vitor Constancio khawatir jika euro tidak bergerak selaras dengan fundamental ekonomi.

Salah satu fundamental ekonomi yang bisa dilihat ialah data Indeks Harga Konsumen/ Consumer Price Index (CPI) zona euro yang baru dirilis, tercatat mencapai 1,4% year on year (yoy) dan Core CPI 0,9% yoy pada periode Desember. Angka ini menunjukkan laju inflasi stagnan yang juga mengartikan masih adanya kesulitan untuk mencapai target inflasi 2% yang ditentukan ECB.

Pembuat kebijakan ECB Ewald Nowotny juga mengatakan bahwa kekuatan euro terhadap dolar AS baru—baru ini “tidak membantu”, sehingga mendorong adanya aksi ambil untung sebelum rapat kebijakan pekan depan.

“Kekuatan euro akan menyebabkan kekhawatiran terhadap ECB dan pasti akan menyulitkan pembuatan kebijakan. Di samping itu, para investor mengambil keuntungan setelah reli baru—baru ini,” kata Adam Cole, Kepala Strategi FX di RBC Capital Markets di London.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini