Stok Minyak AS Turun, WTI Memanas

Bisnis.com,18 Jan 2018, 06:19 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) lanjut menguat pada perdagangan pagi ini, setelah  laporan industri mengungkapkan penurunan stok dari kompleks penyimpanan terbesar di Amerika Serikat (AS).

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2018 diperdagangkan di US$64,05 per barel pada pukul 4.47 sore waktu setempat. Pada perdagangan Rabu (17/1), WTI berakhir dengan kenaikan di US$63,97 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2018 ditutup naik 23 sen di US$69,38 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Pada sesi perdagangan Selasa (16/1), harga minyak Brent tergelincir turun ke level US$69,15 setelah sempat tembus level 70.

Dilansir Bloomberg, bursa minyak AS menambahkan kenaikan sebesar 0,4% yang dibukukannya pada perdagangan Rabu, setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan telah melaporkan penurunan jumlah stok di jaringan pipa di Cushing, Oklahoma, sebesar 3,94 juta barel pekan lalu.

Jumlah itu akan menjadi penurunan paling signifikan dalam sejarah jika laporan pemerintah mengonfirmasikannya pada hari ini. Laporan tersebut juga menunjukkan persediaan minyak mentah nasional meluncur sebesar 5,12 juta barel, melebihi perkiraan penurunan sebesar 3,15 juta barel oleh para analis dalam survei Bloomberg.

“Saya yakin pasar akan menganggapnya bullish, tapi akan ada banyak kehati-hatian sampai Energy Information Administration merilis data mingguannya,” ujar Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research di Winchester, Massachusetts.

“Apa yang kita lihat adalah ada banyak permintaan untuk minyak mentah Amerika di luar negeri.,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (18/1/2018).

Sentimen positif lain datang dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya yang dikabarkan mencapai tingkat kepatuhan atas kesepakatan pembatasan produksinya sebesar 125% pada Desember, naik dari 122% pada bulan sebelumnya.

Tingkat kedisiplinan dalam kelompok tersebut harus tetap tinggi tahun ini, kata Menteri Perminyakan Kuwait Bakheet Al-Rashidi kepada wartawan di Kuwait City. Citgroup Inc. mengatakan bahwa OPEC dan aliansinya telah mencapai tujuan pasokan mereka.

“Pasar terus mendapat dukungan dari kepatuhan OPEC dan Rusia terhadap pengurangan produksi mereka dan tampaknya tidak ada kekhawatiran ada kecurangan yang terjadi,” kata Gene McGillian, seorang manajer riset pasar di Tradition Energy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini