OPEC & Rusia Sinyalkan Pemangkasan Produksi Lanjut Hingga 2019

Bisnis.com,22 Jan 2018, 10:43 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – OPEC dan Rusia menegaskan kembali bahwa mereka akan bertahan dengan kesepakatan pembatasan produksi minyak sampai akhir tahun mengurangi pasokan global dan memberi tanda kesiapan kerja sama lanjutan setelahnya.

Dilansir Bloomberg, Menteri Energi Rusia, Alexander Novak mengatakan negaranya siap untuk terus bekerja sama dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPPEC) dan pemimpin de facto Arab Saudi bahkan setelah masa kesepakatan produksi selesai.

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi Khalif Al-Falih mengatakan negara produsen harus tetap membatasi output sampai 2018 karena pasar mungkin akan menyeimbangkan kembali pada akhir tahun atau pada 2019.

"Dua negara penghasil dan pengekspor minyak terbesar di dunia dapat melanjutkan kerja sama mereka demi kebaikan industri minyak mentah, demi stabilitas yang baik," kata Novak di Muscat, Oman, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar minyak masih belum sepenuhnya seimbang, meski menteri dari OPEC dan produsen sepakat pada hari Minggu di Muskat sepakat bahwa kesepakatan pemangkasan produksi berjalan sukses, katanya.

Menteri minyak dari beberapa anggota OPEC termasuk Arab Saudi mengadakan pertemuan dengan Rusia dan Oman untuk menilai kepatuhan terhadap kesepakatan pemangkasan yang akan berakhir pada akhir tahun.

Sementara itu, International Energy Agency pada hari Jumat mengatakan walaupun minyak mentah Brent telah menguat 2,6% bulan ini, produksi minyak AS diperkirakan mencatat pertumbuhan yang kuat tahun ini karena penguatan harga.

Al-falih mengatakan permintaan minyak mentah yang diperkirakan cenderung lebih rendah pada paruh pertama 2018 membuat para menteri mempertimbangkan pemotongan untuk setahun penuh. Mereka sepakat untuk bekerja sama hingga akhir tahun ini, tanpa memutuskan mekanisme kerja sama ini.

"Ketika kita mendekati kesemimbangan permintaan pada akhir 2018, kita perlu memperluas kerangka kerja namun tidak harus sampai tingkat produksi," kata Al-Falih.

Ia mengatakan, persediaan minyak berlebih telah turun ke 220 juta barel dari level 340 juta barel pada awal 2017. "Kami tidak yakin bahwa laju penurunan persediaan tersebut akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Alexander Novak juga mengatakan Rusia sepakat untuk melanjutkan kerja sama dengan OPEC, bahkan tanpa memangkas produksi, jika hal tersebut membantu menopang pasar

Walaupun Novak maupun Al-Falih bukan menjadi penengah terakhir kebijakan minyak di negaranya masing-masing, kemitraan mereka yang berkembang telah membantu mewujudkan periode kerjasama Saudi-Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya yang kembali membentuk pasar minyak global dan geopolitik energi.

Kesepakatan pemotongan global tersebut, ditambah dengan permintaan yang kuat, telah membantu mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

"Kami tidak merasa bahwa OPEC sendiri bisa melakukannya. Itulah mengapa kami menunggu sampai ada cukup banyak negara non-OPEC termasuk Rusia untuk bergabung pada akhir 2016 sebelum memutuskan pemangkasan global," kata Al-Falih dalam wawancara tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini