Mirae Asset Sekuritas: Saham TLKM Bakal Tembus Rp5.000

Bisnis.com,28 Jan 2018, 00:50 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Pejalan kaki berjalan melewati logo Telkom di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan harga saham PT Telekomunikasi Indonesia berpotensi menembus level Rp5.000 per saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Giovanni DUstin menuliskan dalam riset, bahwa survei paket data untuk Januari 2018 menunjukkan bahwa harga data paket reguler tetap stabil. Dia mengatakan, pada Januari, semua operator seperti Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT), dan XL Axiata (EXCL) mempertahankan harga paket data.

Namun, operator terus meluncurkan produk dengan harga rendah, karena batas akhir pendaftaran sim prabayar semakin dekat. Proses pendaftaran akan berakhir pada 28 Februari 2018. Menurutnya, registrasi tersebut dapat melemahkan pertumbuhan laba operator dalam waktu dekat.

"Proses pendaftaran yang membingungkan dapat mengurangi kebiasaan pakai-buang voluntary churners dalam jangka pendek, dan operator akan mempertahankan harga rendah demi mempertahankan pelanggan mereka menjelang akhir dari registrasi," tulisnya dalam riset yang dikutip pada Sabtu (27/1/2018).

Mirae mengetahui bahwa headline harga produk terbaru yang diluncurkan oleh operator memang terlihat sangat murah. Namun, Giovanni percaya bahwa produk ini penuh dengan gimmicks, ditujukan untuk low value subscribers.

Sampai akhir tenggat waktu pendaftaran, Mirae menilai bahwa persaingan akan memanas dan kompetisi ini akan menekan pertumbuhan pendapatan dan marjin EBITDA. Di sisi lain, ada risiko persaingan yang meningkat, akan tetapi Mirae menilai pendapatan industri (seluler saja) bakal tumbuh sedikit lebih cepat pada 2018 sebesar 7,7% year on year, dibandingkan dengan 2017 yang tumbuh 7,5% year on year.

Dia mengatakan penurunan margin wajar mengingat pergeseran dari legacy (margin yang lebih tinggi) ke data (margin yang lebih rendah). Menurutnya, penurunan harga paket data tidak berarti penurunan profitabilitas, karena migrasi ke data akan meningkatkan trafik data, dan peningkatan volume akan lebih dari mengkompensasi penurunan data yield.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini