KINERJA 2017: Penjualan Antam (ANTM) Naik 38%

Bisnis.com,30 Jan 2018, 11:07 WIB
Penulis: Hafiyyan
Petugas menjelaskan detil produk logam mulia produksi PT Antam (Persero) Tbk pada pengunjung Pameran Logam Mulia Antam di Palembang Indah Mall, Sumsel, Jumat (14/4)./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tambang PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) merealisasikan penjualan bersih unaudited pada 2017 sebesar Rp12,55 triliun, naik 38% year on year (yoy) dari pendapatan bersih audited 2016 sebesar Rp9,11 triliun.

Dalam Laporan Kuartalan Antam, Senior Vice President Corporate Secretary ANTM Aprilandi Hidayat Setia menyampaikan, pada tahun lalu perusahaan merealisasikan penjualan bersih senilai Rp12,55 triliun.

Emas masih mendominasi total pendapatan sejumlah Rp7,37 triliun atau 59% dari total penjualan. Angka itu naik 33% yoy dari pencapaian 2016 sebesar Rp5,54 triliun.

Volume penjualan emas mencapai 13.202 kilogram, tumbuh 29% yoy dari 2016 sebesar 10.227 kilogram. Produksi dari tambang Pongkor dan Cibaliung sejumlah 1.967 kilogram.

Adapun, nilai penjualan feronikel mencapai Rp3,17 triliun atau 25% dari total penjualan. Nilai penjualan meningkat 14% yoy dari 2016 sejumlah Rp2,78 triliun.

Volume penjualan feronikel mencapai 21.813 ton dalam feronikel (TNi), sedangkan produksi sejumlah 21.762 TNi. Raihan produksi dan penjualan itu mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Sementara itu, nilai penjualan bijih nikel mencapai Rp1,32 triliun pada 2017, tumbuh 347% yoy dari sebelumnya Rp295 miliar. Volume pemasaran bijih nikel mencapai 2,83 juta wet metrik ton (WMT), tumbuh 285% yoy.

Penjualan bijih nikel terdiri dari bijih nikel kadar tinggi 103.712 WMT dan bijih nikel kadar rendah sebesar 2,73 juta ton.

Pendapatan ANTM pada 2017 dari segmen bauksit mencapai Rp398 miliar, naik 283%yoy dari sebelumnya Rp104 miliar.

Pemasaran bijih bauksit tercuci sejumlah 838,069 WMT, naik 181% yoy dari sebelumnya 298.012 WMT. Adapun, volume produksi mencapai 705.322 WMT, tumbuh 192% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini