Inilah Proyeksi Vale Indonesia Terhadap Harga Nikel

Bisnis.com,31 Jan 2018, 21:11 WIB
Penulis: Lucky Leonard

 

Bisnis.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk. optimistis harga nikel masih berada dalam rentang positif setidaknya untuk jangka pendek.

Wakil Presiden Direktur Vale Bernardus Irmanto mengatakan bahwa outlook harga nikel cukup positif. Hal itu dikarena kuatnya permintaan stainless steel dan dorongan faktor eksternal.

"In the short term nikel positif. Ini di-drive kenaikan konsumsi stainless steel di China sekitar 8%-12%. Pasar lain juga cukup stabil. Sepanjang 2017-2019 ada harapan harga nikel gak jatuh lagi," katanya dalam diskusi berjudul Rebound Energi dan Pertambangan: Mempersiapkan Masa Depan yang Berkelanjutan Melalui Sumber Daya Manusia, Rabu (31/1/2018).

Dia menjelaskan harga nikel sempat anjlok pada masa booming pertambangan di Indonesia. Pascaterbitnya Undang-undang No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang menjadi dasar pelarangan ekspor mineral mentah mulai 2014, banyak perusahaan yang menggenjot produksinya sepanjang periode 2009-2014.

Alhasil, harga logam tersebut berada pada level yang rendah. Namun, sejak larangan ekspor mineral mentah berlaku efektif sejak 2014, terjadi perbaikan harga nikel.

"Tapi, di 2016 ada sentimen lagi soal relaksasi ekspor dan harga sempat jatuh lagi," tuturnya.

Menurutnya, kendati fluktuasi harga menjadi hal yang biasa dalam bisnis pertambangan, dia berharap sentimen-sentimen negatif yang menekan harga nikel bisa berkurang.

Adapun harga nikel di London Metal Exchange (LME) pada penutupan perdagangan 30 Januari 2018 berada di level US$13.650 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini