Sudah Naik 21%, Mampukah Saham Wika Beton (WTON) Tembus Rp1.000?

Bisnis.com,01 Feb 2018, 17:13 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga saham PT Wijaya Karya Beton Tbk. masih kokoh sepanjang Januari 2018 dengan tren kenaikan 21%.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa pergerakan harga emiten berkode saham WTON itu sudah mengalami uptrend sejak Januari 2018. Terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.

Nafan merekomendasikan beli untuk saham WTON. Target harga jangka panjang menurutnya berada di level Rp950.

“Target pertama yang harus dicapai adalah Rp705. Jika harga sudah tercapai bahkan berhasil bertahan di level Rp705 maka fase downtrend pada weekly chart sudah berakhir,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (1/2).

Sementara itu, Arief Budiman, Analis Ciptadana Sekuritas menjelaskan bahwa secara fundamental WTON mendominasi pasar beton precast di dalam negeri. Pangsa pasar perusahaan mencapai 25%.

Arief menilai WTON tidak akan terkena dampak dari rencana pemerintah untuk membatasi pasokan beton dari anak usaha badan usaha milik negara (BUMN). Pasalnya, sejauh ini perusahaan hanya memasok 24% dari total kebutuhan beton induk usaha, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Dengan demikian, dia merekomendasikan beli untuk saham WTON. Menurutnya, perseroan akan melakukan diversifikasi dengan menyasar proyek pembangkit listrik, jalan tol, kereta api, dan tambang minyak.

“Berdasarkan perhitungan target price untuk WTON Rp910,” jelasnya.

Pada penutupan perdagangan, Rabu (31/1), saham WTON ditutup menguat 5 poin ke level Rp605. Sepanjang periode berjalan Januari 2018, tercatat harga mengalami kenaikan 21,00%.

Seperti diketahui, WTON berhasil merealisasikan kontrak baru Rp7,1 triliun pada 2017. Jumlah tersebut melebihi target yang dipasang untuk tahun lalu senilai Rp6,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini