Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tak berharap banyak dari penghimpunan dana berdenominasi valuta asing serta tidak membidik target khusus atas pertumbuhan Dana Pihak Ketiga ini.
Sekretaris Korporat Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak dikondisikan untuk harus semakin bertumbuh dari waktu ke waktu, tapi bergerak seiring perkembangan penyaluran kredit.
“DPK bukan secara harfiah, bank harus terus tumbuh kan. Ini tergantung kebutuhan dan perkembangan kreditnya. Perkembangan DPK itu adalah seni sebuah bank dalam mengelola sumber dananya,” ucapnya di Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Sejalan dengan perkembangan kredit berdenominasi valas di Bank Mandiri yang pertumbuhannya relatif stagnan, maka penghimpunan DPK valas juga berada dalam kondisi yang sama. Hal ini lantaran permintaan kredit valas memang landai alias permintaannya tidak banyak.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan DPK valas melambat dari 1,2% secara year-on-year (yoy) per November 2017 menjadi 0,3% per Desember 2017.
Perlambatan tersebut terutama terjadi pada simpanan tabungan dan deposito. Hal ini menjadi indikasi adanya antisipasi atas besarnya kebutuhan valuta asing di masyarakat pada akhir tahun.
“Intinya, DPK bukan sesuatu yang ditargetkan khusus untuk terus tumbuh. DPK dan kredit valas hanya untuk industri yang berorientasi ekspor,” ujar Rohan.
Pertumbuhan DPK perbankan secara umum mengalami perlambatan per akhir tahun lalu. Data BI memperlihatkan DPK hanya tumbuh 8,3% yoy pada Desember 2017, lebih rendah dari capaian bulan sebelumnya yang mampu naik 9,1%.
Perlambatan pertumbuhan DPK terjadi di semua kategori, terutama deposito dan tabungan rupiah. Deposito rupiah tumbuh melambat dari 8,5% menjadi 7,3% per Desember tahun lalu.
Adapun, tabungan berdenominasi rupiah hanya meningkat 11,2%. Sementara itu, pada November 2017 pertumbuhannya menyentuh 11,7%.
Bank sentral menyatakan penurunan pertumbuhan DPK rupiah ini terjadi seiring tren penurunan suku bunga simpanan.
BI mencatat per Desember 2017, total jenis simpanan yang dihimpun perbankan mencapai Rp5.141,5 triliun. Nilai ini terdiri dari giro Rp1.153,6 triliun, tabungan Rp1.720,1 triliun, dan simpanan berjangka atau deposito Rp2.267,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel