Pedagang Offline Dominasi Produk Impor di E-commerce

Bisnis.com,03 Feb 2018, 16:49 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Desas desus menjamurnya produk impor pada e-commerce ditengarai oleh kebanyakan gerai atau toko fisik mulai menjajakan barangnya di aplikasi online.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Aulia E. Marinto mengatakan e-commerce saat ini kebanyakan dimanfaatkan oleh pelaku usaha ritel modern. Mereka menjajakan produk yang telah ada digerainya untuk turut dipromosi melalui e-commerce.

“Produknya [yang dijual di toko online] berasal dari offline. Mereka menggunakan e-commerce ekosistem atau marketplace selain toko di mal, mereka membuka channel onlinenya,” kata Aulia di Warung Daun, Jakarta (3/2/2018).

Meski mengakui banyaknya produk yang dipasarkan melalui e-commerce adalah impor, namun hal itu didominasi produk impor dari pelaku usaha yang terlebih dulu telah memiliki toko fisik.

Evolusi sistem penjualan ini dilakukan oleh pelaku ritel kovensional untuk memudahkan konsumen berbelanja atau memilih produk yang diinginkan. Selain itu menurutnya sistem dagang virtual tersebut mampu mengakses pasar lebih luas dan berpotensi meraup cuan lebih.

Selama ini kata dia, e-commerce seperti Lazada mulai menjual produk dari Taobao, aplikasi daring milik China di bawah grup Alibaba menjadi salah satu contoh produk impor yang masuk ke Tanah Air. Namun penjualan tersebut dinilai masih minim karena permintaan yang belum begitu banyak.

“Yang banyak barang impor adalah dari pelaku usaha offline [gerai/toko] yang sudah dijual di pasar induk atau mal-mal,” ujarnya.

Menurut data idEA saat ini produk UKM yang ikut bertransaksi melalui e-commerce hanya sekitar 6%-7%. Sementara 94%-95% produk yang dijual merupakan barang dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini