Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran dana pinjaman melalui perusahaan teknologi finansial yang menjalankan usaha pinjaman tunai langsung atau peer to peer lending melonjak signifikan.
Sukarela Batunanggar, Deputi Komisioner OJK Institute, mengatakan bahwa portofolio penyaluran dana melalui skema peer to peer (P2P) lending per Desember 2017 telah mencapai Rp2,5 triliun. Padahal pada Desember 2016, penyaluran kredit oleh P2P lending baru mencapai Rp226 miliar.
Menurut Sukarela, kondisi tersebut mencerminkan adanya kebutuhan yang sangat tinggi terhadap sumber pendanaan. Kehadiran P2P lending dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut.
“Artinya ini ada sebuah demand yang besar, masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses keuangan. Saya kira startup bisa memfasilitasi demand yang sangat tinggi tersebut,” ujarnya, Jumat (2/2/2018).
Di masa mendatang, lanjut Sukarela, OJK akan mendorong sinergi dan daya saing antara perbankan, lembaga jasa keuangan nonbank, dan perusahaan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Sukarela juga menyebutkan otoritas akan terus mendorong efisiensi perbankan ke arah digitalisasi.
“Kami berupaya untuk mempengaruhi supaya suku bunga bisa lebih rendah,” katanya.
OJK menargetkan regulasi terkait penyedia jasa layanan keuangan berbasis digital atau teknologi finansial akan diselesaikan pada kuartal I/2018. Setelah itu sepanjang 2018 OJK akan menjalankan sejumlah inisiatif keuangan digital sebagai bentuk sosialiasi dari regulasi baru serta untuk membangun startup tekfin di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel