Bos Google: Kecerdasan Buatan Bakal Lebih Penting Ketimbang Listrik

Bisnis.com,05 Feb 2018, 10:25 WIB
Penulis: Newswire
CEO Google Sundar Pichai/Reuters

Kabar24.com, CALIFORNIA - Bos Google, Sundar Pichai menyatakan kecerdasan buatan suatu hari akan lebih penting ketimbang listrik dan api. Menurutnya, artificial intelligence merupakan hal yang terpenting pada masa depan.

"Semua sektor akan terdampak, termasuk listrik," kata orang nomor satu di Google itu saat sambutannya di Town Hall San Fransisco, Januari lalu, seperti dilansir laman The Verge.

Seperti api, Pichai menjelaskan kecerdasan buatan bisa saja bermanfaat sekaligus berbahaya. Karena itu, menurut pria lulusan Stanford University ini, manusia harus bisa mencari kelemahannya agar tak khawatir akan dikendalikan oleh mereka.

Menurut Pichai, kecerdasan buatan sejatinya merupakan hanya program komputer yang mampu melakukan banyak tugas. Google Translate, misalnya. Pichai mengatakan, tugas berat seperti itu memang terdengar sulit dilakukan manusia. "Kalau pun bisa, butuh banyak orang untuk menggantikan tugas Google Translate," ujarnya. "Kecerdasan buatan berpotensi membantu juga menusuk dari belakang."

Pichai memaklumi banyak orang yang khawatir dengan keberadaan AI. Namun, kata dia, khawatir saja tidak cukup. "Kita harus mampu mengatasi mereka," kata dia.

Senada dengan Pichai, sebelumnya Elon Musk juga menyatakan artificial intelligence memang perlu dijaga. Bos Space X, perusahaan antariksa swasta, itu meminta pemerintah Amerika Serikat untuk segera membuat aturan sebelum terlambat.Demi mencapai cita-citanya itu, Musk mengakuisisi OpenAI, startup kecerdasan buatan, untuk menciptakan artificial intelligence yang aman untuk manusia.

Stephen Hawking, fisikawan terkemuka, juga mengungkap hal yang sama. "Kalau penggunaannya tidak ditekan dari sekarang, manusia akan digantikan kecerdasan buatan," kata Hawking, seperti dilansir laman Live Science.

THE VERGE | LIVE SCIENCE

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini
'