Jokowi: Indonesia Jangan Terjebak Jadi Konsumen Bisnis Syariah

Bisnis.com,05 Feb 2018, 17:16 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (ketiga kiri), Ketua DPR Setya Novanto (kedua kiri) dan Ketua PBNU Said Aqil Siroj (kanan) meninjau kantor Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah di sela-sela peresmiannya, di pondok pesantren KHAS Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (20/10)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Joko Widodo menegaskan urgensi pembenahan dan reformasi keuangan syariah Indonesia mengingat besarnya potensi yang dimiliki.

Dalam sambutannya pada rapat terbatas mengenai ekonomi syariah di Istana Kepresidenan, Jokowi menyebutkan realisasi industri perbankan dan nonperbankan syariah terus menunjukkan peningkatan, meski proporsinya masih terbatas.

"Aset perbankan syariah terus meningkat tahun 2017 tercatat Rp435 triliun atau 5,8% dari total aset perbankan Indonesia. Pasar modal syariah angkanya juga terus membaik," katanya hari ini, Senin (5/2/2018).

Saat ini, Indonesia merupakan negara terbanyak dalam hal penerbitan sukuk dengan pangsa pasar mencapai 19% dari total sukuk yang beredar di dunia.

Selain di sektor keuangan, peluang pendalaman industri syariah yang mencakup farmasi, fesyen, produk makanan halal, kosmetik halal, hingga pariwisata dinilainya masih terbuka lebar.

Dia juga menegaskan bahwa Indonesia jangan hanya terjebak dalam perannya sebagai konsumen dan harus bisa beralih menjadi produsen industri halal dengan memanfaatkan populasi Indonesia saat ini.

"Saya ingin menekankan dalan pengembangan ekonomi syariah jangan sampai kita hanya menjadi target pasar," tambahnya.

Potensi tersebut, ucapnya, harus dilihat dan dimanfaatkan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan sehingga mampu menekan angka ketimpangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini