Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) tengah mengembangkan aplikasi berbasis web untuk pendaftaran peserta Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Perseroan menargetkan dapat merilis aplikasi tersebut pada kuartal II tahun ini.
Kepala Unit Bisnis Agrikultur dan Asuransi Mikro Jasindo Ika Dwinita Sofa menyampaikan, pengembangan aplikasi berbasis web pada program AUTP kini telah mencapai 80%. Meskipun tidak menyebutkan nilai investasi guna pengembangan digital, perseroan menargetkan dapat merilis aplikasi tersebut pada kuartal II/tahun ini.
Pengembangan aplikasi ini harapannya dapat meningkatkan kepesertaan AUTP yang menjadi program pemerintah. Pada tahun lalu, pendapatan premi AUTP mencapai Rp179,6 miliar yang mencakup 997.960 ha. Sementara, pemerintah menargetkan program AUTP dapat mencakup 1 juta ha.
"Cakupan AUTP ada di 290 kabupaten. Sementara itu, kantor Jasindo masih terbatas di 88 kabupaten/kota. Ini menjadi tantangan sendiri bagi Jasindo. Kami berupaya meningkatkan keterjangkauan," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (6/2).
Dia mengatakan, perseroan berupaya meningkatkan cakupan wilayah kepesertaan dengan menambah sumber daya manusia (SDM). Namun, biaya SDM dinilai terlalu besar.
Pengembangan aplikasi tersebut diharapkan dapat menambah keterjangkauan peserta AUTP. Melalui aplikasi tersebut, gabungan kelompok tani dapat mendaftarkan anggotanya secara langsung pada program AUTP.
"Ini masih perluasan uji coba. Jika berhasil, maka akan kami terapkan juga untuk program AUTS," imbuhnya.
Sebelumnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Plt Direktur Utama yang merangkap Direktur Teknik dan Luar Negeri PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Syarifudin mengatakan, perseroan tengah mengembangkan pendaftaran online dan metode daftar langsung guna mencakup nasabah yang lebih luas. Dia pun berharap dapat menambah masa pertanggungan asuransi usaha tani padi yang saat ini satu kali musim tanam menjadi dua kali musim tanam.
Strategi ini sebagai upaya perseroan meningkatkan pertumbuhan premi ritel dengan mengoptimalkan program asuransi penugasan dari pemerintah. Perseroan menargetkan pendapatan premi mencapai Rp5,8 triliun tahun ini atau tumbuh sebesar 8% dibandingkan dengan pendapatan premi tahun lalu sebesar Rp5,4 triliun.
“Yang mendorong tumbuh adalah produk asuransi yang diberi penugasan oleh pemerintah. Utamanya adalah ketahanan pangan, tani padi dan ternak sapi yang mendapat penugasan dari pemerintah. Terakhir itu, ditunjuk oleh Kementerian, Kelautan, dan Perikanan yang menanggung asuransi nelayan. Pada 2018, kembangkan usaha pertanian,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel