Gara-Gara Iklan, Mercedes-Benz Minta Maaf Kepada China

Bisnis.com,07 Feb 2018, 16:21 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Ilustrasi/mercedes-benz.co.id

Kabar24.com, JAKARTA – Pabrikan otomotif asal Jerman, Mercedes-Benz, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat China atas sebuah unggahan dalam instagram yang menampilkan iklan mobil mewahnya bersama kutipan pernyataan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama.

Seperti diketahui, bagi China, Dalai Lama adalah separatis berbahaya karena menginginkan kemerdekaan Tibet dari negara tersebut. Meskipun instagram diblokir di China, unggahan itu bisa dilihat siapa pun di luar China daratan.

Dalam pernyataannya, Mercedes-Benz mengatakan segera menghapus unggahan kontroversial itu, serta menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada China.

Langkah ini seakan menjadi tanda tumbuhnya kekhawatiran merek-merek asing atasnya reputasi yang disebabkan salah langkah terhadap isu-isu politik yang sensitif.

Dalam sebuah unggahan ‘MondayMotivation’ di instagram, Mercedes menampilkan salah satu mobil putihnya di pantai bersama sebuah kutipan yang identik dengan Dalai Lama yakni, “Lihatlah situasi dari semua sudut pandang, dan Anda akan menjadi lebih terbuka.”

Unggahan itu segera menuai kritik warganet China.

Dalai Lama melarikan diri ke India pada 1959 setelah pasukan China menggagalkan upaya perlawanan di Tibet. Meski demikian, pemenang Nobel Perdamaian tersebut mengatakan bahwa dia hanya mencari otonomi sejati untuk tanah airnya di Himalaya.

“Kami akan segera mengambil langkah untuk memperdalam pemahaman kami tentang budaya dan nilai-nilai China, termasuk staf internasional kami, untuk membantu menstandarisasi tindakan kami guna memastikan masalah semacam ini tidak terjadi lagi,” terang pihak perusahaan, seperti dikutip CNBC, Rabu (7/2/2018).

Merek-merek asing di China mencoba menarik pembeli China dengan daya beli yang terus meningkat, namun para konsumen dan pihak regulator juga tanpa ragu menentang merek-merek atas tindakan yang dianggap bertentangan dengan Beijing.

Bulan lalu, sejumlah perusahaan termasuk Delta Air Lines dan Zara mendapat peringatan pihak otoritas China karena mencantumkan Taiwan dan Tibet sebagai negara-negara di situs mereka. China diketahui mengklaim kedaulatan atas kedua wilayah tersebut.

Website Marriott International ditutup oleh pihak regulator setelah menyebabkan kegemparan serupa, serta mengundang boikot dari konsumen China.

China memang merupakan pasar luar negeri terbesar bagi banyak merek internasional. Model pertumbuhan ekonomi baru negara tersebut lebih didorong konsumsi daripada manufaktur dan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini