Harga Kontrak Gula Ambyar 8% Sejak Awal Tahun

Bisnis.com,07 Feb 2018, 18:52 WIB
Penulis: Eva Rianti
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga gula telah mengalami pelemahan sepanjang tahun 2018 seiring dengan proyeksi pasar gula global pada musim 2017/2018 yang akan mengalami surplus akibat meningkatnya pasokan.

Paulo Roberto de Souza, CEO Copersucar SA menuturkan, pasokan gula dunia naik 25 juta ton dalam 7 tahun terakhir dengan sebagian besar berasal dari Brasil.

Menurut data Bank Dunia, produksi gula Brasil pada musim 2017/2018 akan mencapai 39,7 juta ton, naik 500.000 ton dari musim sebelumnya. Angka itu menunjukkan Brasil berkontribusi hingga 22% dari total produksi global.

Sementara India menduduki peringkat kedua dengan kontribusi hampir 15% disusul oleh Uni Eropa yang memproduksi sekitar 11% dari total produksi global.

Soren Jensen, Chief Operating Officer di Alvean, pusat pedagangan gula terbesar di dunia memproyeksikan, pabrik di selatan Brasil akan menghasilkan 36 juta ton pada musim 2017/2018, namun menurun menjadi 32 juta ton pada musim 2018/2019.

“Jika pabrik memaksimalkan kapasitas mereka untuk membuat etanol [hasil fermentasi gula], produksi mungkin tidak akan jatuh ke bawah 30 juta,” kata Jensen.

Proyeksi surplus pada pasar gula menyebabkan harga mengalami tekanan. Sepanjang tahun berjalan, harga gula telah merosot 8,84%, penurunan tertajam setelah karet.

Tercatat pada penutupan perdagangan Selasa (6/2/2018), harga gula di bursa ICE New York untuk kontrak teraktif Maret 2018 melemah 0,06 poin atau 0,43% menjadi US$13,86 sen per pon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini