Mendagri Tjahjo Kumolo: Lawan Politik Uang

Bisnis.com,08 Feb 2018, 22:18 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah) berbincang dengan Pimpinan Panitia Khusus RUU Penyelenggaraan Pemilu di sela-sela rapat di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6)./Antara-M Agung Rajasa

Kabar24.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meyakini data kependudukan yang akurat memegang peranan penting dalam menyukseskan pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa data kependudukan yang akurat jadi salah satu kunci dari sukses pesta demokrasi pada tahun politik.

Seperti diketahui, pada 2018 dan 2019 merupakan tahun politik. Ada dua agenda besar nasional yang digelar tahun ini, yakni pemilihan kepala daerah dan tahapan pemilu nasional serentak 2019.

"Untuk mensukseskan Pilkada Serentak 2018, perekaman dan pencetakan KTP elektronik harus diselesaikan sesegera mungkin," jelasnya, mengutip keterangan resminya, Kamis (8/2/2018).

Saat ini, untuk menunaikan hak pilih, salah satu persyaratannya adalah wajib punya KTP elektronik. Ini tugas pemerintah menjamin hak pilih warga, terutama di pilkada tahun ini.

Tidak lupa Tjahjo juga mengingatkan tentang politik uang dan kampanye ujaran kebencian.

"Saya juga mengimbau untuk melawan politik uang dan kampanye yang mengujar kebencian," katanya.

Di acara yang sama, Tjahjo sempat menyaksikan penandatangan penandatanganan kerjasama pemanfaatan data kependudukan antara Ditjen Kependudukan dengan beberapa instansi dan lembaga seperti  Ditjen Imigrasi, Kemenkes, Ditjen PPI Kemenkominfo, BNP2TKI, LPDBKUKM, Ditjen Pembiayaan Perumahan, BPS, Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Tjahjo berharap kerja sama dengan berbagai instansi bisa ditingkatkan lagi. Salah satunya yang terus digenjot adalah kerjasama dengan seluruh rumah sakit di Indonesia.

"Pertengahan tahun ini harus selesai kerja sama kita dengan izin dari kementerian dengan seluruh rumah sakit se-Indonesia," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini