Tekanan Terhadap Cryptocurrency Diprediksi Berlanjut

Bisnis.com,08 Feb 2018, 23:03 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Bitcoin turun/Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA - Tekanan terhadap nilai mata uang virtual (cryptocurrency) diprediksi masih akan berlanjut selama beberapa waktu kedepan, meskipun daya tarik terhadap mata uang tersebut tetap ada.

Nilai valuasi gabungan mata uang virtual, tercatat amblas hingga US$500 miliarsepanjang bulan lalu.

Adapun, Bitcoin yang pada pertengahan Desember 2017, nilainya sempat menembus US$20.000, secara berturut-turut terus turun pada Januari.

Mengutip data dari coinmarketcap.com, pada Selasa (6/2) lalu, nilai cryptocurrency yang paling populer di dunia tersebut bahkan sempat mencapai US$6.048. Level tersebut menjadi yang terendah sejak  sejak November 2017.

Namun apabila melihat data terbaru pada Kamis (8/2) pukul 15.44 WIB, nilai Bitocin kembali merangkak naik dan menjauhi titik terendahnya. Nilainya kini mencapai US$8.308 atau naik 7,79% selama 24 jam terakhir.

Kondisi yang dialami Bitcoin pun dialami oleh mata uang virtual lain yang menempati peringkat 10 besar dengan nilai kapitalisasi terbesar di dunia. Pasalnya ke 10 cryptocurrency tersebut, berhasil mencatatkan pembalikan sejak tertekan pada bulan lalu.

Anthony Pompliano, Managing Partner di Full Tilt Capital memperkirakan bahwa penurunan tajam akibat aksi jual besar-besaran yang dilanjutkan dengan  kenaikan kembali secara bertahap akan terjadi setidaknya lima kali pada 2018.

Baginya daya tarik mata uang virtual tidak akan terhapus begitu saja dalam waktu singkat. Dia pun  mengatakan, apabila perkiraannya tersebut benar terjadi, maka cryptocurrency akan menjadi momok nyata bagi Wall Street.

"Ada banyak orang yang telah kembali melakukan aksi beli membeli selama beberapa waktu terkahir. Peristiwa koreksi tajam yang dilanjutkan kenaikan kembali dan terjadi secara berulang akan membuat investor semakin mempercayai kekuatan cryptocurrency,” katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/2).

Adapun salah satu sentimen yang membuat mata uang virtual mencatatkan rebound adalah komentar resmi dari regulator keuangan AS pada Senin (5/2) waktu setempat. Regulator finansial Paman Sam memilih untuk meningkatkan pengawasan kepada aset tersebut daripada melarangnya secara langsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini