Bisnis.com, JAKARTA – Patrice Evra bergabung dengan klub Liga Primer Inggris West Ham United dengan status bebas transfer, 3 bulan setelah dipecat klub Ligue 1 Prancis Olympique Marseille akibat menendang penonton.
Mantan pemain belakang Timnas Prancis tersebut, yang berdarah campuran Guinea dari ayah dan Cape Verde dari ibu, menekan kontrak bersama klub London tersebut yang berdurasi hingga musim kompetisi 2017-2018 berakhir pada pertengahan tahun ini.
Di West Ham, dia kembali bekerja sama dengan pelatih David Moyes. Keduanya pernah bersama di Manchester United pada musim kompetisi 2013-2014.
Evra mendapatkan kartu merah sebelum pertandingan Liga Europa kontra klub Portugal Vitoria Guimaraes dimulai pada 10 November tahun lalu akibat menendang penonton yang memprovokasinya ketika tengah melakukan pemanasan.
Pemain yang menggondol lima gelar Liga Primer bersama Manchester United itu kemudian diskors dari sepak bola klub Eropa itu untuk sisa musim, dan Marseille lantas segera memecatnya.
“Sungguh luar biasa saya kembali ke sini [Liga Primer] dan terima kasih kepada West Ham akan kesempatan yang diberikan kepada saya,” demikian pernyataan Evra dalam website resmi klub barunya yang berjuluk The Hammers.
Meskipun berdarah Guinea-Cape Verde dan kemudian menjadi pilar belakang Timnas Prancis, Evra lahir di Dakar, Senegal, pada 15 Mei 1981. Bek kiri tersebut memulai karier profesional pada 1998 di Marsala, klub kecil Italia yang kini berkompetisi di liga lokal Sisilia.
Dia kemudian dipinang Monza, lantas ke Prancis bermain untuk OGC Nice. Pada 2002 dia hengkang ke AS Monaco dan 4 tahun kemudian merumput di Old Trafford, markas Manchester United.
Setelah 8 tahun di MU, dia balik ke Italia, tiga musim memperkuat jawara Serie A Juventus. Dia kembali lagi ke Prancis untuk bergabung ke Marseille pada Januari 2017 lalu dan kemudian terempas dengan kasus di Portugal, tetapi kini mendapatkan nasib baiknya lagi di Liga Primer Inggris bersama West Ham.
Evra mempunyai 81 caps bersama Timnas Prancis. Debutnya bersama Les Bleus dimulai pada 2004 dan berakhir 2 tahun lalu setelah Prancis—yang berstatus tuan rumah—dikalahkan Portugal 0-1 melalui perpanjangan waktu di final Piala Eropa (Euro) 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel