Investor Masih Khawatir, Wall Street Ditutup Berbalik Melemah

Bisnis.com,08 Feb 2018, 06:35 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berbalik melemah pada perdagangan Rabu (7/2/2018), setelah lonjakan di awal perdagangan, sebagai pertanda bahwa investor masih khawatir pelemahan pasar yang terjadi sebelumnya akan terulang.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 19,42 poin atau 0,08% ke level 24.893,35, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 berakhir melemah 13,48 poin atau 0,50% ke 2.681,66 dan Nasdaq Composite turun 63,90 poin atau 0,9% ke 7.051,98.

"Jelas ada banyak investor yang khawatir dan gugup. Mungkin ada pelaku pasar harian yang mencoba keluar pada akhir perdagangan. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok," kata Stephen Massocca, Senior Vice President Wedbush Securities, seperti dikutip Reuters.

Meskipun pada perdagangan Rabu indeks tidak se-fluktuatif dua sesi perdagangan, indeks Dow Jones bergerak dalam rentang 500 poin, tiga kali lebih besar dari rentang perdagangan harian selama setahun terakhir.

"Akan ada investor yang melepas posisi pada setiap penguatan kemudian akan ada investor lain yang mengambil keuntungan dari penurunan yang cukup dalam," kata Alan Lancz, presiden Alan B. Lancz & Associates.

Sektor teknologi turun 1,4%, dengan saham Apple melemah 2,1 persen. Adapun sektor energi melemah 1,7% karena harga minyak merosot. Penguatan sektor industri dan keuangan menahan pelemahan indeks lebih lanjut.

Investor menimbang apakah fluktuasi tajam sepanjang perdagangan adalah awal dari pergerakan yang lebih dalam ke bawah atau hanya membuka jalan sebelum dimulainya kembali pasar bullish.

Pelemahan indeks sebelumnya terjadi di tengah kekhawatiran kenaikan imbal hasil obligasi dan inflasi, diperkuat oleh laporan tenaga kerja AS Jumat lalu yang memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan pada laju yang lebih cepat dari perkiraan tahun ini.

Pada hari Rabu, Senat AS mencapai kesepakatan anggaran bipartisan dua tahun senilai sekitar US$300 miliar dalam upaya untuk mengakhiri perdebatan masalah fiskal yang telah melanda Washington selama bertahun-tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini