Pengumpulan Zakat oleh Pemerintah Dikhawatirkan Perlemah Ekonomi

Bisnis.com,09 Feb 2018, 21:21 WIB
Penulis: M. Richard
Ilustrasi : Umat muslim membayarkan zakat fitrah kepada panitia amil zakat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (9/6)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom mengkhawatirkan agresifitas pemerintah yang menggenjot penerimaan negara dengan zakat hanya akan memperburuk keadaan ekonomi.

"Agresifitas pemerintah dalam menaikkan penerimaannya telah mencapai ke ranah yang debatable, zakat maksudnya, [akan] berdampak pada konsumsi masyarakat," kata Faisal kepada Bisnis, Jumat (9/2/2018).

Menurutnya, zakat bagi orang Muslim Indonesia merupakan sesuatu yang khusus, penyalurannya khusus, dan terbebas dari kepentingan pemerintah.

Tetapi hal yang lebih penting kata Faisal, keadaan psikologi masyarakat yang saat ini selalu diterpa isu pemungutan oleh negara.

"Ada kemungkinan mereka menurunkan konsumsi mereka, karena kekhawatiran mereka," jelasnya.

Di samping itu Faisal menjelaskan, 87% dari konsumsi rumah tangga disumbang oleh masyarakat kelas menengah sebanyak 40% dan kelas atas 20%, sedangkan sisanya 13% dari konsumsi RT disumbang oleh 40% kelas bawah.

"Dari struktur tersebut kita dapat meilhat bahwa kelas menengah atas yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kita," katanya.

Selanjutnya, jika kita menelisik daya beli mereka. kata Faisal, kelas atas tidak mengalami penurunan daya beli. "Hal tersebut bisa kita lihat dari pertumbuhan deposito bank tahun 2017," jelasnya.

Artinya, kita dapat menarik kesimpulan ada penekanan daya beli kelas menengah dalam hal ini.

"Sedangkan kelas menengah adalah inti dari ekonomi, kita khawatir jika penekanan daya beli kelas menengah dapat menekan konsumsi lebih jauh, terus akan berdampak pada penurunan produksi, dan berdampak pada ekonomi secara keseluruhan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini