Begini Cara Maksimalkan Nilai Tambah Karet Alam

Bisnis.com,10 Feb 2018, 13:23 WIB
Penulis: Tegar Arief
Pekerja mengumpulkan getah karet di area hutan PTPN IX, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (11/1)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah karet alam melalui hilirisasi karena potensinya yang besar sebagai bahan baku untuk berbagai sektor industri, termasuk mendukung sejumlah pembangunan proyek pemerintah.

Melalui Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) Palembang, salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Perindustrian, dilakukan kegiatan penelitian dan pengembangan guna mendukung produksi industri karet dan turunannya.

“Baristand Industri Palembang merupakan binaan kami, di Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), untuk mendukung bisnis hilirisasi industri karet alam mengingat pasarnya yang cukup potensial,” kata Kepala BPPI Kemenperin, Ngakan Timur Antara, Sabtu (10/2/2018).

Menurut Ngakan, pemerintah terus mendorong optimalisasi pemanfaatan karet alam, karena selama ini penyerapannya didominasi oleh industri ban kendaraan. Produk ban dalam negeri merupakan salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. Dari total produksi, 70 persen diperuntukkan bagi pasar ekspor dengan nilai mencapai US$1,5 miliar per tahun.

Merujuk data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), karet alam menyumbang sebesar 45 persen untuk bahan baku ban. Kebutuhan karet alam di pasar domestik sekitar 600 ribu ton dari total produksi per tahun yang mencapai 3,3 juta ton.

Untuk itu, masih terdapat peluang besar menciptakan cabang-cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang dapat menyerap karet alam cukup banyak dan menghasilkan devisa nasional.

“Pemerintah memandang penting bahwa upaya untuk mengoptimalkan konsumsi karet alam di dalam negeri perlu dilakukan guna meningkatkan nilai tambah dari potensi sumber daya alam nasional,” paparnya.

Apalagi, adanya kebijakan untuk pembangunan tol laut, juga menjadi kesempatan baik bagi industri pengolahan karet untuk menunjang kebutuhan dalam pembagunan pelabuhan, seperti rubber dock fender, rubber floating fender, rubber bumper, dan sebagainya.

Melihat Provinsi Sumatra Selatan sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia dengan luas lahan 845,16 hektar dan produksi mencapai 970,67 ribu ton per tahun, Baristand Industri Palembang melakukan kerja sama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini