AS Dilanda Wabah Flu Terparah, Puluhan Orang Tewas

Bisnis.com,11 Feb 2018, 20:31 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi pemakaian masker untuk menghindari penyebaran virus influenza./Reuters-Ivan Alvarado

Bisnis.com,  NEW YORK - Pusat Pengedalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan, Amerika Serikat mengalami salah satu wabah flu terparah dalam hampir satu dekade. Wabah diketahui kian meluas pada pekan lalu dan kemungkinan akan bertahan selama beberapa minggu. Keadaan ini menyebabkan lebih banyak kematian. 

Anne Schuchat, pejabat direktur CDC, seperti dikutip dari Antara, Minggu (11/2/2018), mengatakan bahwa sekitar 10 anak dilaporkan meninggal dunia akibat flu tersebut pada pekan pertama Februari.

Dengan demikian, total angka kematian bayi di AS hingga kini menjadi 63 orang. CDC tidak mewajibkan pelaporan nasional tentang kematian akibat flu pada orang dewasa.

"Saya berharap ada kabar baik pada minggu ini, tapi hampir semua yang kami lihat adalah berita buruk. Terlalu banyak cerita yang memilukan hati dalam beberapa pekan terakhir tentang keluarga yang telah kehilangan orang yang dicintai karena influenza," ucapnya.

Menurutnya, tidak jelas apakah wabah tersebut telah mencapai puncaknya atau masih akan lebih parah daripada kondisi saat ini. "Wabah sebelumnya telah berlangsung antara 11 dan 20 minggu dan wabah saat ini berada pada minggu ke 11," katanya.

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena penyakit mirip flu merupakan jumlah tertinggi yang dicatat CDC sejak memulai sistem pencatatan pada 2010.

Strain flu yang dominan musim ini, influenza A (H3N2), sangat berbahaya, karena dapat memicu kematian terutama di kalangan anak-anak dan orangtua. Wabah tersebut telah menjalar hampir di setiap negara bagian kecuali Hawaii dan Oregon. 

Dia mendesak agar orang yang sakit untuk tinggal di rumah dan mengatakan masih belum terlambat bagi setiap orang untuk mendapatkan vaksin flu untuk perlindungan.

Dari setiap 100.000 orang, diperkirakan 51,4 di antaranya telah dirawat di rumah sakit karena flu, melebihi angka pada musim terakhir yang parah pada 2014--2015 ketika 710.000 orang dirawat di rumah sakit dan 148 anak meninggal.

Orang dewasa yang berusia 65 atau lebih tua menjadi yang paling banyak dirawat inap, diikuti oleh mereka yang berusia 50--64 tahun serta balita. Lonjakan kasus pada Januari mungkin bertepatan dengan anak-anak yang kembali ke sekolah setelah liburan musim dingin mereka.

Beberapa negara bagian telah mencatat tingkat rawat inap yang tinggi, dengan California mencatat sekitar empat kali lipat dibandingkan dengan pada waktu bersamaan selama musim flu 2014/2015.

Minnesota telah mencatat dua kali tingkat rawat inap seperti yang terjadi pada musim 2014/15, dan lebih banyak pasien sekarang dirawat di New York juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini