Pengumpulan Data E-Commerce Masih Terhambat

Bisnis.com,14 Feb 2018, 16:15 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
llustrasi e-commerce

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Badan Pusat Statistik untuk merekam data penjualan e-commerce pada awal tahun ini terkendala oleh sulitnya proses pengumpulan data omzet dan transaksi pelaku usaha.

Semula, Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengandeng Indonesia e-Commerce Association (IdEA) berencana memulai perhitungan data e-commerce pada Januari 2018.

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan pihaknya belum dapat menyelesaikan rencana tersebut karena masih memerlukan pendekatan lebih intens kepada para pelaku e-commerce. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha memahami tingkat kepentingan pengumpulan data tersebut.

"Kami butuh sosialisasi lebih agar mereka mau berpartisipasi," ungkapnya, setelah kick off meeting Sensus Penduduk 2020, Rabu (14/2/2018).

Menurut Suhariyanto, pihaknya sudah mendapatkan data pelaku e-commerce dari iDEA. Namun, BPS masih membutuhkan data omzet dan transaksi agar dapat mengetahui jenis barang yang diminati konsumen.

"Kalau dilihat sekarang itu kan barang-barang yang berkaitan dengan traveling, beli tiket, pesan hotel, dan sebagainya. Kalau pun kita ngomong barang mungkin handphone, jam tangan," paparnya.

BPS juga sebenarnya sudah mampu menangkap data transaksi dan ketersediaan barang, baik yang diproduksi di dalam negeri maupun impor.

Namun, yang dituju BPS adalah kajian mengenai pergeseran preferensi konsumen. Hal ini dinilai sebagai poin terpenting dari pengumpulan data tersebut.

Dalam pengumpulan data ini, BPS dibantu oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan idEA. Pengumpulan data diharapkan dapat selesai tahun ini.

Data yang diperoleh, lanjut Suhariyanto, bisa digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini