Tiga Tantangan Dalam Investasi Peternakan Sapi

Bisnis.com,19 Feb 2018, 19:52 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mencatat ada setidaknya tiga hal yang menjadi tantangan dalam menarik investasi untuk peternakan sapi.

Tantangan pertama adalah status lahan yang tidak jelas. Untuk itu peraturan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang tata cara penyelesaian penguasaan tanah yang berada di dalam kawasan hutan perlu dilaksanakan secara efektif. Selain itu, komitmen pemerintah daerah juga dianggap penting untuk bisa menyelesaikan hal ini.

“Solusinya RTRW di daerah harus jelas dan komitmen pemerintah daerah dalam penerapannya harus tegas, serta status lahan harus clear and clean,” kata Ketut dalam keterangan tertulisnya yang diterima Bisnis, Senin (19/2/2018).

Hal berikut yang dianggap sebagai tantangan adalah masalah infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini, menurut Ketut diperlukan dukungan dari pemerintah daerah dan kementerian Pekerjaan Umum.

Adapun tantangan ketiga adalah pengembangan persapian, khususnya pembibitan dan pengembangbiakan yang kurang diminati pelaku usaha atau investor karena pengembalian modal yang dirasa cukup lama serta resiko usaha relatif tinggi.

Solusi untuk hal ini, menurut Ketut, adalah kebijakan insentif dari pemerintah untuk merangsang investor dalam bentuk fasilitasi pengurangan pajak penghasilan yang lebih implementatif dan pembebasan atau penurunan bea masuk indukan.

“Kedua insentif ini sedang diusahakan Ditjen PKH,” tambahnya.

Dia menegaskan swasembada protein hewani dan cita-cita menjadi lumbung pangan dunia hanya dapat dicapai melalui loncatan populasi yang diharapkan dapat dicapai melalui Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab) dan penambahan betina produktif.

Upsus Siwab bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui optimalisasi reproduksi indukan melalui inseminasi buatan, penanganan gangguan reproduksi, dan pengendalian pemotongan betina produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini