Saham Finansial Masih Tekan IHSG di Akhir Sesi I

Bisnis.com,22 Feb 2018, 13:16 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/2/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (22/2/2018), dengan sejumlah saham finansial sebagai penekan utama.

IHSG melemah 0,42% atau 27,93 poin ke level 6.615,47 di akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,04% atau 2,95 poin di posisi 6.646,35. Adapun pada perdagangan Rabu (21/2), IHSG berakhir melemah 0,29% dan ditutup di level 6.643,40.

Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak pada kisaran 6.615,14 - 6.648,75. Sebanyak 140 saham menguat, 172 saham melemah, dan 260 saham stagnan dari 572 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang melorot 1,99% menjadi penekan utama terhadap pergerakan IHSG di akhir sesi I. Penekan utama lain yakni saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 3,69% dan 0,98%.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor aneka industri (-0,82%) dan finansial (-0,75%). Adapun tiga sektor lainnya bergerak positif dipimpin tambang yang menguat 0,30%.

Saham ASII (-0,92%), BRAM (-3,57%), AUTO (-1,32%), dan SRIL (-0,58%) menjadi penekan utama terhadap pelemahan sektor aneka industri pada indeks sektoral IHSG siang ini.

Apa saja 10 emiten penekan utama IHSG siang ini? Berikut rinciannya:

Berdasarkan kapitalisasi pasar:

Kode

Perubahan

BMRI

-1,99%

BBNI

-3,69%

TLKM

-0,98%

BBRI

-0,79%

ASII

-0,92%

 

Berdasarkan presentase: 

Kode

Perubahan

YPAS

-22,58%

PTIS

-20,43%

BBRM

-14,93%

CANI

-11,94%

GOLD

-9,20%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini