Proyeksi Sepekan: Pasar Obligasi Cenderung Wait and See

Bisnis.com,26 Feb 2018, 07:05 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar obligasi domestik sepanjang pekan ini diperkirakan masih akan bergerak terbatas. Investor masih akan cenderung menunggu perkembangan gejolak di pasar global setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat untuk bulan Februari 2018.

I Made Adi Saputra, Kepala Riset Fixed Income MNC Sekuritas, memperkirakan bahwa investor cenderung akan menahan diri untuk bertransaksi di pasar obligasi pekan ini. Alhasil, pergerakan harga dan yield surat utang negara (SUN) di pasar sekunder akan cenderung terbatas.

Menurutnya, investor masih akan menunggu hingga rilis data ketenagakerjaan terbaru Amerika Serikat pada Jumat (9/3) untuk periode Februari 2018. Seperti diketahui, gejolak pasar modal global pada Februari 2018 terjadi lantaran adanya perbaikian signifikan pada data ketenagakerjaan AS pada Januari 2018.

Bila data ketenagakerjaan Amerika Serikat menunjukkan penguatan yang berlanjut pada Februari, ekspektasi pasar terhadap berlanjutnya peningkatan inflasi Paman Sam akan semaking tinggi. Ujung-ujungnya, peluang peningkatan suku bunga yang agresif dari the Fed tahun ini semakin besar.

“Kalau dua bulan berturut-turut mereka confirm naik, inflasi berarti akan tambah kencang, volatilitas akan tambah kencang. Dan dua minggu lagi ada FOMC meeting, kalau data tenaga kerja meningkat lagi, ekspektasi inflasi dan peningkatan the Fed makin tinggi, makin ngeri lagi marketnya,” katanya pekan lalu.

Adapun, pada Januari 2018 tingkat pengangguran AS stabil sebesar 4,1%, tetapi nonfarm payroll (NFP) meningkat 200.000, lebih tinggi dari estimasi konsensus pasar 175.000.

Rata-rata penghasilan perjam karyawan swasta non-pertanian meningkat 9 sen menjadi US$26,74. Secara tahunan, rata-rata penghasilan per jam meningkat 75 sen atau 2,9%. Ini peningkatan tertinggi sejak Juni 2009 dan lebih tinggi dari estimasi konsensus analis 2,6%.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sejauh ini belum ada sentimen positif baru dari sisi domestik yang memungkinkan pasar obligasi untuk menguat pada pekan ini.

Investor masih akan menahan diri setidaknya hingga rilis data inflasi pemerintah pada pekan ini. Dirinya memperkirakan data inflasi masih akan terjaga rendah sehingga keyakinan pasar terhadap daya tahan fundamental ekonomi Indonesia masih akan tetap tinggi.

Hal ini relatif akan tetap menjaga pasar dari peluang penurunan yang terlalu dalam akibat gejolak eksternal dan aksi jual sebagian investor asing. Menurutnya, tekanan di pasar masih akan tetap ada secara jangka pendek, sedangkan untuk jangka menengah dan panjang akan tergantung pada perkembangan data ekonomi global dan domestik baru.

“Jadi, sentimen yang ditunggu memang rilis data eksternal yang mercerminkan kondisi ekonomi. Menunggu itu, pasar biasanya relatif wait and see. Data pasar tenaga kerja AS memang ditunggu untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi dan seberapa confidence The Fed akan naikkan suku buganya,” katanya.

Adapun, sepanjang sepekan kemarin, indeks obligasi komposit Indonesia atau ICBI mencatatkan penurunan 0,55% atau 1,3525 poin ke posisi 243,3246. Sepanjang tahun ini, ICBI tercatat hanya tumbuh 0,1% ytd. Pelemahan tertajam terjadi pada satu bulan terakhir, sehingga menggerus return yang terbentuk sepanjang Januari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini